Tren coworking space di Indonesia mulai terjadi sejak lima tahun terakhir. Tren tersebut bermula ketika para profesional muda dan startup dari berbagai latar belakang memilih bekerja tidak pada sebuah kantor resmi. Melainkan, di sebuah ruang kerja sewa di tengah kota yang hanya bermodalkan fasilitas wifi maupun laptop. Kebutuhan berkantor bersama tersebut tercipta lantaran mereka enggan menghabiskan waktu berjam-jam di kemacetan lalu-lintas.
Tak heran, dalam waktu lima tahun sejak kemunculannya, sudah banyak coworking space berdiri kota-kota besar di Indonesia. Bahkan, saat ini telah terbentuk sebuah komunitas atau perkumpulan coworking space bernama Coworking Indonesia. Kominitas tersebut terdiri dari para pelaku start-up, freelancer, profesional, hingga perusahaan-perusahaan yang menempatkan staff-nya di coworking space. Kini, coworking space pun sudah menjelma menjadi elemen penting dalam ekosistem kewirausahaan.
Guna menularkan “virus” coworking space tersebut menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat luas, komunitas Coworking Indonesia menggandeng BRI untuk menggelar program COWORKFEST 2017. Objektifnya, tentu saja untuk memperkenalkan ke masyarakat yang lebih luas tentang apa itu coworking space.
Dikatakan Andi Saptari, Ketua COWORKFEST 2017 Presented by BRI, “Sebagian besar masyarakat di Indonesia mengenal coworking space hanya sebagai tempat kerja. Melalui COWORKFEST, harapannya masyarakat dapat lebih paham bahwa di sana ada banyak kegiatan seru yang bisa dilakukan seperti workshop, sharing, talk show, membangun jejaring, bahkan memperoleh permodalan, sehingga kita bisa berkomunitas, berkolaborasi, dan saling terhubung satu sama lain.”
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa program COWORKFEST 2017 presented by BRI digelar di Taman Menteng selama dua hari pada 25-26 November 2017. Di sana akan diperlihatkan kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana sebuah coworking space bekerja. "Kami memilih Taman Menteng karena ingin mengaktifkan ruang publik (activating public space), karena di situlah masyarakat (community) berkumpul,” katanya.
Ditambahkan Kaspar Situmorang, EVP Digital Center of Excellence BRI, Coworking Space merupakan trend baru di kalangan technopreneur seperti pelaku usaha rintisan atau start-up dan generasi millenial. Dengan menyediakan fasilitas untuk berkumpul, berkomunikasi, serta sharing experience, para penyewa coworking space yang tergabung dalam komunitas Coworking Indonesia dengan kompetensi yang dimiliki, telah berbagi ilmu sehingga terbentuk suatu ekosistem yang saling menguntungkan. Sejatinya, hal itu ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. "Visi itulah yang dilihat BRI selaras dengan visi yang dimiliki oleh BRI untuk mendorong industri kecil (UMKM) dan ekonomi kreatif di Indonesia,” ujarnya.
Dukungan BRI, lanjut Kaspar, tak hanya sebagai sponsor utama di program tersebut. Selain memberi financial support dalam rangkaian acara COWORKFEST 2017 Presented by BRI, BRI juga turut memberi akses networking dan database support kepada para pelaku start-up dan members Coworking Indonesia lewat Jaringan BRI yang tersebar sampai ke pelosok Indonesia.
"Dengan jaringan kantor dan database UMKM BRI yang terbesar dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia, pertumbuhan ekonomi kreatif melalui gerakan coworking space dapat berjalan secara efektif dan efisien. Bahkan, kami juga memberikan dukungan selama masa proses inkubasi dari sebuah perusahaan start-up," tegas Kaspar.
Setelah itu, ungkap Kaspar, BRI akan melanjutkannya dengan penjaringan potensi-potensi unggul dari para start-up dan member komunitas Coworking Indonesia untuk dibina dan dikembangkan melalui BRI Incubation and Acceleration programs. "Dukungan berupa akselerasi program untuk usaha rintisan itu juga merupakan program yang akan ditekankan BRI pada masa mendatang. Selain tentunya juga ada program Intermediary yang membantu mempertemukan komunitas untuk saling
berbagi ilmu dan experience serta Digital dan Exhibition Partnership," ucapnya.
Di program COWORKFEST 2017 Presented by BRI, lanjut Andi, para pengunjung dapat merasakan pop-up coworking di tengah taman, aneka workshop, panel diskusi, talkshow, curated local market, coffie & foodie market, musik, dan sejumlah aktivitas lain.
Narasumber untuk talkshow, diskusi, dan seminar pun, papar Andi, dipilih berdasarkan tema-tema yang banyak diminati oleh audience. Terutama, mereka yang selalu mencari skill, insight, knowledge baru yang bisa membuatnya lebih produktif. Sebut saja, Ade Nurul Safrina (WeCare.id) yang akan bicara tentang “Making Your Social Movement Into An Impactful Business”. Selain itu, ada juga panel diskusi bersama Indra Utoyo (Direktur Teknologi dan Digital BRI) yang akan menjadi asupan ilmu yang sangat berguna bagi para technopreneur.
Agar gaungnya menasional, urai Andi, COWORKFEST 2017 Presented by BRI juga menggelar pre-event roadshow bertema “Bring It On” ke 11 kota sejak 11 November sampai 22 November 2017. Ada 12 coworking space di tiap kota yang menjadi host acara panel diskusi bersama perwakilan Coworking Indonesia, BRI, dan inspiring local heroes di tiap kota.
"Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Medan, Yogya, Semarang , Malang, Surabaya, dan Bali. Program ini juga akan dimeriahkan oleh artis dan band papan atas yang sangat akrab di kalangan kawula muda seperti Raisa, Stars and Rabbit, Rendy Pandugo, dan Discopantera," tutup Andi.