Sekumpulan profesional yang peduli terhadap perkembangan merek lokal Indonesia, khususnya di lingkungan usaha kecil menengah (UKM) dan industri kreatif berinisiatif membentuk sebuah komunitas. Dipelopori oleh konsultan pemasaran Yuswohady, gerakan itu diluncurkan di kampus PPM Manajemen pertengahan pekan ini dengan nama Komunitas Memberi (@memberiID).
Akitivitas utama Komuntas Memberi, menurut Siwo, adalah menyelenggarakan sesi-sesi pengajaran dan coaching yang dijalankan secara kontinyu. Dimana para profesional perusahaan menjadi penyusun materi, pengajar, coach, atau menyediakan ruang-ruang kelas sementara para pelaku UKM/industri kreatif sebagai partisipan.
Para profesional dan eksekutif—supervisor, manajer, kepala divisi, jajaran direktur, bahkan direktur utama—dari perusahaan nasional maupun asing itu tidak akan mendapat imbalan sebagai manifestasi dari semangat memberi. Di sisi lain para partisipan juga tidak ditarik biaya untuk mengikuti sesi-sesi tersebut.
Modul-modul pengajaran mengacu kepada kebutuhan riil para pelaku UKM/Industri kreatif di lapangan. Antara lain seputar operasional perusahaan, keuangan, SDM, pemasaran, desain dan pengembangan produk, penjualan, pelayanan pelanggan, administrasi bisnis, hukum/legal, hak atas kekayaan intelektual (HAKI), dan sebagainya. Modul-modul tersebut akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Melalui gerakan ini, diharapkan akan terjadi proses transfer pengetahuan dan keahlian dari perusahaan-perusahaan besar ke UKM/Industri kreatif, yang sangat strategis untuk mengangkat posisi partisipan menjadi pemain berkapabilitas dan berdaya saing nasional, regional bahkan global.
Inisiatif tersebut dilatarbelakangi kekhawatiran terhadap dominasi merek-merek global di Tanah Air yang semakin ekspansif dan menggebu seiring tumbuh pesatnya konsumen kelas menengah di Indonesia. Industri demi industri, kategori demi kategori, satu per satu mulai dikuasai asing.
Ditambah, di tahun 2015 kita sudah masuk Masyarakat Ekonomi ASEAN yang bebas dan terbuka. Sementara rata-rata UMKM di Indonesia masih menghadapi permasalahan untuk meningkatkan daya saing melalui proses brand bulding.
Usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) telah memperlihatkan peran yang sangat signifikan dalam perekonomian Indonesia, baik dari sisi jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja, maupun kontribusi dalam produk domestik bruto (PDB).
Pada tahun 2011, jumlah UMKM kita mencapai 55,2 juta, jauh lebih besar dibandingkan sektor usaha besar yang hanya berjumlah sekitar 5.000 unit. Itu artinya, secara unit, sektor-sektor ekonomi dalam negeri yang didominasi oleh sektor UMKM jumlahnya mencapai 99,9%.
Dengan jumlah sebanyak itu, UMKM menyerap 101 juta tenaga kerja atau 86,6% dari total tenaga kerja kita sebanyak 117,5 juta dan menghasilkan produk domestik bruto (PDB) Rp 4.303,6 triliun atau 57,9% dari total PDB yang besarnya Rp7.427 triliun.
MIX.co.id – Istilah slow travel belakangan menjadi tren. Dalam lima tahun terakhir, menurut Google Trends,…
MIX.co.id – Kristia Rachmawati, pemilik usaha Matjib Korean Food, sukses mengembangkan bisnis kulinernya di Bali.…
MIX.co.id - Zurich Indonesia, Z Zurich Foundation, dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) menggelar ‘Regional Student…
MIX.co.id - Laporan Statista mengungkapkan, belanja iklan Media Luar Griya atau Out-of-Home (MLG/OOH) di Asia…
MIX.co.id - Usai diluncurkan pada Februari 2024 lalu, Tecno Spark 20 Pro+ yang merupakan salah…
MIX.co.id – Airscream UK, merek vape atau rokok elektrik asal Briston, Inggris, semakin agresif meningkatkan…