LEDAKAN PERTUMBUHAN TIKTOK SHOP: ANCAMAN BARU BAGI SHOPEE DAN LAZADA DI ASIA TENGGARA

Dalam kurun waktu satu tahun, TikTok Shop sukses menunjukkan kekuatannya di pasar e-commerce Asia Tenggara dengan peningkatan GMV hingga empat kali lipat. Bisnis e-commerce dari platform video pendek populer ini kini mengancam dominasi dua raksasa pasar, Lazada dan Shopee.

Tahun 2022 TikTok Shop melebarkan sayapnya ke enam negara di Asia Tenggara— Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand. Kinerjanya micer. TikTok Shop yang mulai eksis sejak 2021, mencatat lonjakan GMV, atau total nilai barang yang terjual, empat kali lipat menjadi US$4.4 miliar di Asia Tenggara pada tahun 2022.

Popularitas TikTok Shop, bisnis e-commerce dari TikTok, meningkat pesat berkat pertumbuhan global aplikasi video pendek ini. Dalam ulasannya di techwireasia.com, pekan lalu, Dashveenjit Kaur mengatakan bahwa kemajuan pesat fitur belanja milik ByteDance ini bahkan memunculkan pertanyaan apakah Shopee dan Lazada bisa tetap unggul dalam persaingan di pasar e-commerce Asia Tenggara yang penuh sesak.

TikTok lebih dikenal sebagai platform media sosial untuk video pendek, namun mulai merambah e-commerce pada akhir tahun 2021. Pada tahun 2022, lengan e-commerce dari platform video pendek ini mulai memfokuskan upaya mereka di Asia Tenggara. Tahun lalu, TikTok Shop melebarkan sayapnya ke enam negara di Asia Tenggara.

Data internal dari media teknologi The Information menunjukkan bahwa GMV TikTok Shop melonjak lebih dari empat kali lipat menjadi US$4.4 miliar di Asia Tenggara pada tahun 2022. Tahun ini, TikTok Shop dilaporkan menargetkan GMV sebesar US$12 miliar.

Namun, GMV saat ini dari TikTok Shop hanya sebagian kecil dari Shopee dan Lazada. Shopee mencatat GMV sebesar US$73.5 miliar untuk tahun 2022, sedangkan GMV Lazada adalah US$21 miliar hingga September 2021, menurut data publik yang tersedia.

Menurut laporan akhir tahun TikTok, GMV bisnis lintas batas internasionalnya tumbuh 136% tahun lalu, dengan raksasa media sosial ini menetapkan target GMV baru sebesar US$23 miliar untuk tahun 2023.

Dengan lebih dari 250 juta pengguna di wilayah Asia Tenggara, TikTok berada dalam posisi yang kuat untuk memimpin pasar social commerce.

Survei yang dilakukan oleh perusahaan wawasan ritel online Cube Asia menunjukkan bahwa konsumen yang berbelanja di TikTok Shop mengurangi pengeluaran mereka di Shopee (-51%), Lazada (-45%), dan Offline (-38%) di Indonesia, Thailand, dan Filipina.

Data demografi yang dikumpulkan secara online menunjukkan sepuluh negara dengan pengguna TikTok paling aktif di dunia semuanya berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

Indonesia memiliki populasi pengguna TikTok terbesar kedua setelah AS, menurut Statista. Selain itu, yang membedakan TikTok Shop dari kompetitornya adalah komisi yang ditagihnya paling rendah, yaitu 1%, dibandingkan dengan biaya 10% di platform lain.

Meskipun demikian, platform media sosial milik Bytedance ini menghadapi persaingan ketat dari pemain mapan seperti Shopee dan Lazada. Namun, sisi positifnya adalah seiring dengan booming e-commerce di Asia Tenggara, social commerce akan menjadi semakin umum, dan TikTok berada dalam posisi yang sempurna untuk mengeksplorasi ini sebagai aliran pendapatan. Jadi kita harus menunggu dan melihat bagaimana semua ini bermain untuk ketiga pemain utama - TikTok, Lazada, dan Shopee.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)