Kerangka Kerja Corporate Marketing

Artikel ini juga menjelaskan bagaimana integrasi konsep-konsep tersebut dapat membantu perusahaan untuk memperkuat citra positifnya, meningkatkan kepercayaan publik, dan memperoleh keunggulan bersaing dalam jangka panjang.

Konsep 6C

Dalam artikel ini, Balmer dan Greyser mengusulkan sebuah kerangka kerja yang dikenal sebagai "konsep 6C" yang mencakup enam konsep penting dalam corporate marketing, yaitu:

Character (Karakter): Faktor-faktor yang dalam totalitasnya, membuat satu entitas berbeda dari yang lain. Ini termasuk aset berwujud dan tidak berwujud utama organisasi serta aktivitas organisasi, pasar yang dilayani, kepemilikan dan struktur perusahaan, tipe organisasi, filosofi perusahaan, dan sejarah perusahaan. Intinya, character merujuk pada nilai-nilai, norma, dan keyakinan yang menjadi dasar dari identitas perusahaan.

Culture (Budaya): Ini mengacu pada perasaan kolektif karyawan tentang apa yang mereka rasakan dalam pengaturan entitas. Keyakinan ini berasal dari nilai, keyakinan, dan asumsi tentang organisasi dan akar sejarah serta warisannya. Individu mungkin, sebagian, mendefinisikan diri mereka sendiri dalam hal keanggotaan organisasi dan mungkin, pada gilirannya, merasa bahwa mereka, sebagai individu, memiliki kesamaan nilai dengan organisasi.

Budaya penting karena memberikan konteks di mana staf terlibat satu sama lain dan dengan kelompok lain seperti pelanggan: karyawan mewakili "garis depan" organisasi. Operasionalisainya, ini merujuk pada norma dan nilai-nilai yang diadopsi oleh perusahaan dalam setiap aspek kehidupan organisasi.

Communication (Komunikasi): Ini merujuk pada cara perusahaan berkomunikasi dengan publiknya, baik melalui media tradisional maupun media sosial. Seperti diketahui, corporate communication berhubungan dengan berbagai saluran komunikasi keluar yang digunakan oleh organisasi untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan konstituen lainnya. Yang paling komprehensif (total komunikasi korporat) juga memperhitungkan efek komunikasi manajemen, perilaku karyawan dan produk dan komentar dari mulut ke mulut dan media/kompetitor (Balmer & Greyser, 2003).

Conceptualizations (Konseptualisasi). Hal ini mengacu pada persepsi (konseptualisasi) yang dipegang oleh pelanggan dan kelompok pemangku kepentingan utama lainnya tentang merek korporat. Persepsi laten terhadap organisasi yang dianut di atas akan mempengaruhi pandangan dan perilaku mereka terhadap organisasi.

Konseptualisasi organisasi seperti itu, tentu saja, akan berbeda di antara kelompok-kelompok yang berbeda dan hal ini perlu diperhitungkan. Ini disebut juga dengan consistency (konsistensi) yang merujuk pada kesesuaian antara identitas perusahaan dan citra yang diproyeksikan ke publik.

Constituencies (Customer and Community). Corporate marketing mengakui bahwa banyak pelanggan juga menjadi bagian dari satu atau memang banyak konstituen organisasi atau kelompok pemangku kepentingan (karyawan, investor, komunitas lokal, dll.) dan juga dilengkapi dengan kesadaran bahwa keberhasilan suatu organisasi (dan dalam beberapa kasus "lisensi untuk beroperasi) bergantung pada pemenuhan keinginan dan kebutuhan kelompok tersebut.

Dalam konteks ini, perusahaan dituntut memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan serta bagaimana perusahaan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam kaitanya dengan komunitas, penerapannya adalah bagaimana perusahaan berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)