Corcomm & PR

KESEDERHANAAN VS. KOMPLEKSITAS: BAGAIMANA ORGANISASI NIRLABA SEBAIKNYA BERKOMUNIKASI?

Dalam era digital saat ini, analisis media kerap menjadi andalan banyak organisasi. Namun, bagi organisasi nirlaba skala kecil, apakah benar pendekatan teknologi tinggi ini selalu merupakan pilihan terbaik? Pendekatan komunikasi otentik atau menyelam dalam lautan data analisis media?

Manajemen organisasi nirlaba skala kecil perlu memahami dengan jelas apa tujuan mereka dalam berkomunikasi dengan publik. Jika tujuannya adalah untuk membangun hubungan yang lebih dalam dan otentik dengan stakeholder, maka pendekatan langsung mungkin lebih efektif dibandingkan dengan menganalisis data media yang kompleks.

Yayasan Pendidikan Anak Bangsa merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu di daerah terpencil. Mereka memiliki basis donatur yang kebanyakan adalah individu-individu dari komunitas lokal.

Ketika yayasan ini ingin meningkatkan jumlah donatur dan mendekatkan diri dengan masyarakat setempat, mereka memutuskan untuk mengadakan serangkaian pertemuan tatap muka dan acara komunitas.

Meskipun Yayasan Pendidikan Anak Bangsa memiliki akses ke data tentang donatur potensial yang bisa dianalisis, manajemen memahami bahwa untuk mencapai tujuan mereka, mereka perlu fokus pada pendekatan yang lebih pribadi.

Sebagai gantinya, mereka memutuskan untuk mengadakan pertemuan tatap muka dengan komunitas dan mendengarkan kebutuhan serta aspirasi masyarakat terkait pendidikan anak di daerah mereka.

Mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh banyak organisasi nirlaba skala kecil, manajemen harus mempertimbangkan dengan cermat bagaimana mereka mengalokasikan sumber daya mereka. Investasi dalam alat analisis media yang mahal mungkin tidak memberikan ROI (Return on Investment) yang optimal jika pendekatan otentik lebih sesuai dengan tujuan organisasi.

Lembaga Konservasi Hutan Tropis (LKHT) adalah sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada konservasi hutan tropis dan perlindungan satwa liar di sebuah daerah terpencil. Lembaga ini memiliki anggaran yang terbatas dan mengandalkan dana dari donatur serta bantuan dari masyarakat setempat.

Ketika tim LKHT berdiskusi tentang strategi promosi untuk meningkatkan kesadaran dan dana, ada usulan untuk membeli alat analisis media yang mahal yang dapat mengukur seberapa efektif kampanye mereka di media sosial dan media lainnya. Alat ini memungkinkan organisasi untuk melihat metrik seperti jumlah tayangan, interaksi, dan konversi.

Namun, seorang anggota tim, Sari misalnya, menyoroti bahwa sebagian besar masyarakat setempat yang mereka inginkan sebagai donatur dan relawan tidak aktif di media sosial. Lebih lanjut, dia menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih otentik, seperti mengadakan pertemuan komunitas, workshop, dan acara edukasi tentang konservasi, mungkin memiliki dampak yang lebih besar.

Mempertimbangkan saran Sari dan keterbatasan anggaran yang mereka miliki, LKHT memutuskan untuk tidak menginvestasikan uang dalam alat analisis media tersebut. Sebagai gantinya, mereka mengalokasikan sumber daya mereka untuk: (1) Kamp Edukasi Konservasi: Mengundang masyarakat setempat untuk belajar tentang pentingnya konservasi dan bagaimana mereka dapat berkontribusi.

(2) Program Adopsi Satwa Liar: Memungkinkan individu atau kelompok untuk ‘mengadopsi’ hewan tertentu dengan memberikan dana untuk perlindungannya. (3) Pameran Fotografi: Menampilkan keindahan hutan tropis dan satwa liar untuk meningkatkan kesadaran dan mengumpulkan dana melalui penjualan foto.

Page: 1 2

Edhy Aruman

Edhy Aruman - Wartawan Utama (2868-PWI/WU/DP/VI/2012...), pernah menjadi redaktur di majalah SWA. Sebelum di Swa, Aruman pernah meniti karier kewartawanan di harian Jawa Pos, Berita Buana, majalah Prospek, Harian Republika dan editor eksekutif di Liputan 6 SCTV, sebelum pindah ke SWA (http://www.detik.com/berita/199902/990212-1319.html). Lulus S3 Komunikasi IPB, Redaktur Senior Majalah MIX, dosen PR FISIP UI, dosen riset STIKOM LSPR Jakarta, dan salah satu ketua BPP Perhumas periode 2011-2014.

Recent Posts

STRATEGI EFEKTIF MEMILIH LIVE STREAMER UNTUK MEREK

Memilih live streamer yang tepat krusial untuk meningkatkan keterlibatan konsumen dalam live commerce, memperkuat kepercayaan,…

11 hours ago

BEDA E-COMMERCE DAN SOCIAL COMMERCE

Di era digital yang pesat, pengalaman berbelanja online terus berkembang. E-commerce tradisional dan model social…

13 hours ago

Ketika Dirjen Imigrasi Layani Masyarakat

Pertengahan September (14/9), Dirjen Imigrasi Silmy Karim jadi petugas konter Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta, pada…

19 hours ago

Endgame Gelar Pertemuan Komunitas Terbesar “Endgame Town Hall”

MIX.co.id - Endgame baru saja menggelar ajang pertemuan komunitas terbesar Endgame Town Hall. Digelar di…

1 day ago

Hoya Luncurkan Lensa Kacamata Hi-Vision Meiryo

MIX.co.id - Merek lensa kacamata asal Jepang meluncurkan Hi-Vision Meiryo, sebuah coating inovatif dengan performa…

1 day ago

4.000 Pelari Berpartisipasi di Herbalife Run 2024

MIX.co.id - Tak kurang dari 4.000 pelari meramaikan area Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City,…

2 days ago