LSPR Gagas Konsep Citizen dan Netizen Public Relations

Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR menggagas ide kreatif mengenai sebuah perspektif baru dalam bidang public relations. Ide yang berbasis khalayak (audience) ini diberi nama “Citizen Public Relations” dan “Netizen Public Relations”.

Ide terobosan ini diajukan dan dibahas oleh Professor Alo Liliweri, guru besar dan pengajar Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR – Jakarta bersama empat dosen LSPR lainnya dalam sebuah acara bedah buku. Dalam kesempatan itu disebutkan bahwa gagasan tersebut akan segera dijadikan sebuah monograf dengan tema Public Relations ala LSPR.

Research Centre LSPR–Jakarta secara rutin mengadakan acara bedah buku untuk memperluas wawasan para dosen dan mahasiswa. Melalui sebuah webinar pada 12 Juni 2020, RC kembali menggelar acara tersebut yang kali ini mendapat sambutan antusias dan luar biasa kerena menarik minat para dosen, mahasiswa dan peserta umum lainnya yang terdaftar sebanyak lebih dari 700 orang yang tersebar dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia.

Acara webinar bedah buku tersebut berjudul “Public Relations and Social Theory: Key Figures, Concepts and Developments”. Menurut penyelenggara acara ini, Rendro Dhani, PhD, buku ini merupakan referensi penting bagi praktisi dan akademisi public relations.

Buku tersebut sangat membantu, terutama bagi kalangan akademik, dalam memahami praktik dan konsep di bidang public relations. Dalam buku tersebut, public relations dibedah dari  teori-teori sosial pemikiran para filsuf dan sosiologis ternama dunia sehingga memberikan perspektif public relations yang berbeda.

Selain menghadirkan Professor Alo Liliweri, pembahas buku lainnya adalah Rendro Dhani, Ph.D (dosen and Kepala Research Centre, LSPR), Nico A. Wattimena, Ph.D., MCIPR (dosen senior LSPR dan praktisi PR), Dr. Ir. Akhmad Edhy Aruman, M.Si., IAPR (dosen LSPR), dan Arif Susanto, M.Si (dosen LSPR).

Dalam diskusi ini, Prof. Alo membahas empat tema besar dalam buku itu, yaitu social change, social forces, social interactions, dan power. Prof Alo  juga mendiskusikan tentang bagaimana korporasi yang semakin cenderung melihat PR sebagai fungsi manajemen senior, jangkauan organisasi yang lebih luas dan mulai memanfaatkan PR yang telah tumbuh pesat menjadi industri konsultan PR. 

Pembahas Dr Nico menjelaskan beberapa teori dari sosiolog dan filsuf post-modernisme yang diambil dalam beberapa bab buku itu, seperti teori dari Luhman yang membingkai ulang PR menjadi bagian dari proses pembelajaran evolusi di masyarakat, dan juga Peter Berger yang mengusulkan perspektif konstruksi sosial tentang public relations dan berfokus pada crisis communication sebagai sub-bagian penting dalam praktik PR.

Sementara itu, Dr. Edhy membahas dari perspektif ruang publik berdasarkan kepentingannya dan dalam melakukan program terutama membuat stakeholder mapping.

Konteks sumber kekuatan sosial yaitu kepercayaan dan legitimasi yang mana memberikan ruang terbuka setiap solusi yang disampaikan oleh PR. Hal ini berkomunikasi untuk meningkatkan trust bagian terpenting dari komunikasi publik.  Gagasan seperti ini semakin membuka peluang terbentuk ruang publik sebenarnya dalam konteks sosial kapital.

Sementara Dr. Rendro meninjau pentingnya peneliti untuk mempelajari dan memahami konsep dan praktik PR dalam beberapa perspektif/pendekatan yang berbeda. Dr. Rendro menggarisbawahi sebuah pandangan dalam buku ini bahwa para peneliti dapat secara komprehensif menganalisis praktik PR dengan menggunakan pendekatan makro (masyarakat), meso (organisasi) dan mikro (individu).

Terakhir, Arif Susanto membahas tentang societally oriented public relations atau sebagai PR modern untuk menyatukan orang untuk mencapai konsensus juga kekuatan sosial utama yang membentuk masa depan.

Nilai-nilai adalah peta jalan untuk menyelaraskan upaya dengan nilai-nilai organisasi, publik yang ditargetkan, dan masyarakat itu sendiri. Respons logis terhadap masyarakat yang dinamis dan beragam.

Interpretasi umum dari kekuatan sosial yang telah membentuk modern adalah ketegangan antara krisis dan masa depan. Suatu pendekatan teoretik sekaligus praktis PR di dalamnya masyarakat adalah subjek sedangkan publik ada suatu tujuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)