Nokia terakhir kali mengganti logo mereka pada tahun 2011 dengan logo yang lebih sederhana dan minimalis yang terdiri dari tulisan "Nokia" dalam font modern. Hingga saat ini, logo Nokia tersebut masih digunakan oleh perusahaan meskipun sekarang menjadi bagian dari HMD Global.
Pada tahun 2014, Microsoft membeli divisi ponsel Nokia dan merek Nokia dari perusahaan asal Finlandia tersebut. Namun pada tahun 2016, Microsoft menjual bisnis ponsel Nokia ke HMD Global, perusahaan yang didirikan oleh sejumlah mantan eksekutif Nokia. Dalam kesepakatan tersebut, HMD Global memperoleh hak untuk menggunakan merek Nokia di perangkat seluler dan tablet selama sepuluh tahun.
HMD Global juga bermitra dengan Microsoft untuk memperoleh hak menggunakan teknologi dari Microsoft dalam pengembangan produk mereka, termasuk sistem operasi Windows dan Office. Namun, HMD Global lebih fokus pada pengembangan smartphone yang menjalankan sistem operasi Android.
Logo baru Nokia kini menggantikan logo sebelumnya yang hanya berupa kata "Nokia." Pada logo terbaru ini, warna biru masih tetap digunakan sebagai warna utama, namun ditambah dengan warna putih dan hitam untuk memberikan kesan yang lebih modern dan sederhana.
Logo baru terdiri dari lima bentuk berbeda yang membentuk kata NOKIA. Warna biru ikonik dari logo lama telah dihilangkan untuk berbagai warna tergantung penggunaan. "Ada asosiasi untuk smartphone, dan saat ini kami adalah perusahaan teknologi bisnis," kata Chief Executive Pekka Lundmark kepada Reuters. Lundmark diwawancara Reuters menjelang malam Mobile World Congress (MWC) tahunan yang dibuka di Barcelona pada hari Senin dan berlangsung hingga 2 Maret.
Lundmark mengatakan bahwa setelah transformasi tahun 2020, Lundmark menetapkan strategi tiga tahap: reset, akselerasi, dan skala. Tahap reset sekarang selesai, dan sekarang masuk ke tahap kedua, yakni akselerasi.
Sementara ini, Nokia masih berkutat pada bisnis penyedia peralatan dan layanannya. Disini Nokia menjual peralatan ke perusahaan telekomunikasi dengan fokus utamanya sekarang adalah menjual peralatan ke bisnis lain.
Strategi ini, dinilai Lundmark berhasil. "Kami memiliki pertumbuhan 21% yang sangat baik tahun lalu di perusahaan. Kontribusi penjualan sekitar 8% (atau) sekitar 2 miliar euro ($2,11 miliar)," kata Lundmark. "Kami ingin menjadikannya dua digit secepat mungkin."
Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk mengganti logo mereka. Pertama, rebranding. Perusahaan mungkin ingin mengevaluasi kembali merek mereka dan mencoba untuk memperbarui atau merevitalisasi merek mereka. Logo baru dapat membantu merek terlihat lebih segar dan menarik bagi konsumen.
Kedua, perubahan perusahaan. Perusahaan mungkin telah mengalami perubahan dalam kepemimpinan, struktur organisasi, atau arah bisnis yang baru. Sebagai hasilnya, mereka memutuskan untuk memperbarui merek mereka untuk mencerminkan perubahan tersebut.
Ketiga, memperbaiki citra. Perusahaan mungkin mengalami masalah atau kontroversi yang merugikan citra mereka. Dalam hal ini, mengganti logo dapat menjadi bagian dari strategi lebih besar untuk memperbaiki citra merek dan merebut kembali kepercayaan konsumen.
Keempat, modernisasi. Perusahaan mungkin ingin mengikuti tren dan kecenderungan desain grafis terbaru. Dengan mengganti logo mereka, perusahaan dapat memperbarui tampilan mereka dan menunjukkan kepada konsumen bahwa mereka tetap relevan dan up-to-date.
Sebagai gambaran, dalam kasus Nokia, beberapa perusahaan teknologi...
