Corcomm & PR

PAKAR COVENTRY UNIVERSITY TENTANG KUALITAS KEPEMIMPINAN DI ERA DIGITAL DAN TANTANGAN ASEAN

Dalam the 5th LSPR International Conference on Communication and Business (ICCB) di Denpasar, Prof. Mike Hardy dari Coventry University memberikan pandangan mendalam mengenai kualitas kepemimpinan esensial di era digital dan tantangan kepemimpinan di ASEAN.

Tiga karakteristik utama bagi pemimpin di era digital. Pertama, kepemimpinan yang inklusif dan terbuka, di mana beliau memberi apresiasi terhadap gaya kepemimpinan Presiden Indonesia yang menerapkan pendekatan transformasional.

Kedua, pemimpin harus memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, dengan selalu mencari pemahaman lebih dalam di tengah ketidakpastian. Terakhir, pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menavigasi dilema serta mampu menemukan jalan keluar yang tidak terlihat pada pandangan pertama.

Berbicara dalam the 5th LSPR International Conference on Communication and Business (ICCB) di Denpasar pekan lalu, Prof. Mike Hardy — Chairman of International Leadership Association dan Director of the Centre for Trust, Peace and Social Relations di Coventry University, UK, serta sebagai Adjunct Professor di LSPR — memberikan pandangan tajamnya mengenai ASEAN dan tantangan kepemimpinan di era digital.

Dengan latar belakang yang kuat sebagai penganalisis dari luar yang sering berinteraksi dengan ASEAN, Prof. Hardy menyampaikan betapa ia menganggap ASEAN sebagai rumah keduanya, meskipun tetap melihat diri sebagai seorang outsider.

Perspektif ini memberinya kemampuan untuk melihat dengan jelas semangat dan energi yang dimiliki oleh negara-negara anggota ASEAN. Namun, ia juga menegaskan bahwa potensi besar ini perlu diimbangi dengan pemikiran yang matang dan usaha yang konsisten.

Prof. Hardy menilai kepemimpinan Presiden Indonesia sebagai contoh kepemimpinan yang transformasional yang menunjukkan sifat terbuka. Dalam era digital, pemimpin harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, selalu bertanya, terutama dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Selain itu, kemampuan untuk melihat luar dari pandangan awal dan mencari solusi dari perspektif yang berbeda menjadi kualitas penting yang harus dimiliki.

Mengenai tantangan ASEAN, Prof. Hardy menekankan pentingnya menjaga keamanan masyarakat di tengah turbulensi global, menyikapi tanggung jawab sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global, mengatasi perbedaan demografi antar negara anggota, dan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan.

“Dunia saat ini bergerak dengan kecepatan kepercayaan,” ujar Prof. Hardy, mengutip dari pernyataan komunitas asli Kanada. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan dalam membangun hubungan dan mencapai kemajuan.

Seminar ini juga dimeriahkan dengan kehadiran para akademisi terkemuka lainnya, seperti Prof. Anne Gregory, Prof. Jesper Falkheimer, dan tentu saja, Prof. Mike Hardy. Sesi panel praktisi ASEAN dipandu oleh Mr. Jaffri Amin Osman dengan pembicara dari berbagai negara, antara lain Boy Kelana dari Indonesia, Harold Geronimo dari Filipina, My Nguyen dari Vietnam, dan Dr. Nutthaboon Pornrattanacharoen dari Thailand.

Antusiasme peserta seminar terlihat tinggi, dengan banyaknya wawasan yang diperoleh mengenai kepemimpinan di era digital dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh ASEAN. Peserta call for paper yang turut sebanyak 296 abstrak dan penelitian yang berasal dari 15 negara. Diantaranya, Indonesia, United Kingdom, Malaysia, The Republic of The Philippines, Vietnam, Belanda, United States of America, Pakistan, Thailand, People’s of Republic of China, People’s Republic of Bangladesh, Spanyol, Brazil, Nigeria.

Adapun setiap paper diseleksi dan menilai hasil presentasi yang lolos untuk dapat dipublikasi dalam asosiasi jurnal yang turut mendukung. Asosiasi jurnal yang bereputasi indeks SCOPUS dan SINTA diantaranya, NYIMAK, INTERAKSI, Jurnal Ilmu Komunikasi, Communicare, Jurnal Komunikasi Malaysia, Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi, WACANA Jurnal Komunikasi, Commentate (Journal of Communication Management, Journal of Research Business Tourism, Journal of Communication & Public Relations, Journal Communication Management, Jurnal Spektrum Komunikasi.

Edhy Aruman

Edhy Aruman - Wartawan Utama (2868-PWI/WU/DP/VI/2012...), pernah menjadi redaktur di majalah SWA. Sebelum di Swa, Aruman pernah meniti karier kewartawanan di harian Jawa Pos, Berita Buana, majalah Prospek, Harian Republika dan editor eksekutif di Liputan 6 SCTV, sebelum pindah ke SWA (http://www.detik.com/berita/199902/990212-1319.html). Lulus S3 Komunikasi IPB, Redaktur Senior Majalah MIX, dosen PR FISIP UI, dosen riset STIKOM LSPR Jakarta, dan salah satu ketua BPP Perhumas periode 2011-2014.

Recent Posts

Tecno Spark 20 Pro+ Raih Penghargaan Platinum di “MUSE Design Award 2024”

MIX.co.id - Usai diluncurkan pada Februari 2024 lalu, Tecno Spark 20 Pro+ yang merupakan salah…

2 hours ago

Airscream UK Hadir di JIVE Expo 2024, Ajak Pengunjung ‘Scream Out Load’

MIX.co.id – Airscream UK, merek vape atau rokok elektrik asal Briston, Inggris, semakin agresif meningkatkan…

1 day ago

KGSB Kembali Gelar Pelatihan Psychological First Aid Batch II

MIX.co.id - Merujuk survey yang dilakukan Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022 lalu, 1…

1 day ago

Foot Locker Gandeng IBL dan Umumkan Tiga Brand Ambassador

Brand Marketing Senior Manager Foot Locker Indonesia Vitra Widinanda, memberikan keterangan pers saat mengumumkan Brand…

2 days ago

Formula Gelar Kampanye “Awal Kekuatan Beribu Kebaikan” di 2024

MIX.co.id - Merujuk audit ritel yang dilakukan oleh Nielsen Indonesia, Sikat gigi Formula dari OT…

2 days ago

Penjualan Tembus 50 Ribu Pieces, Implora Luncurkan Peeling Gel Ukuran Besar

MIX.co.id - Sejak diluncurkan pada Maret 2024 lalu, Implora berhasil menjual Peeling Gel berukuran 50…

2 days ago