Dilemma Etis Agensi PR

Pada tahun 2006,
beberapa pekerja agensi PR Ketchum ramai-ramai pergi ke Rusia. Tujuannya menyepakati kerjasama yang bernilai puluhan juta dolar untuk kepentingan Rusia,
khususnya Presiden Rusia Vladimir Putin.

Putin menyewa agensi PR Ketchum untuk memberikan saran tentang public relations sebelum menjadi tuan rumah pertemuan Negara Grup 8 di St Petersburg. Menurut Michael A. McFaul, mantan duta besar Amerika untuk Rusia, pada saat itu Mr. Putin “sangat peduli dengan reputasinya di mata para pemimpin negara lain”.

Seiring dengan berjalannya waktu, segalanya berubah. Konflik yang semakin memanas antara Rusia dan Ukraina mengubah hubungan dengan Amerika Serikat menjadi
dingin. Beberapa 
waktu sebelumnya, Presiden Obama mengungkapkan bahwa sebagai akibat dari sanksi ekonomi yang
dikenakan pada Rusia, negara tersebut  dalam keadaan “terisolasi dan melebihi daripada saat Perang Dingin dulu.”

Duta besar
Amerika Serikat untuk PBB menyebut tindakan Rusia di Ukraina “ancaman
bagi perdamaian dan keamanan dunia”.  “Ada perubahan besar. Sekarang mereka
tidak lagi peduli pada reputasi mereka sendiri,” ujar Mr. McFaul.

Ketchum merupakan agensi periklanan dari group Omnicom dan saat ini agensi tersebut sedang dalam fase menjaga keseimbangannya. Ketchum pernah memiliki 36 karyawan di 6 negara untuk bekerja pada Rusia.

Diungkapkan Kathy Jeavons, Ketchum Partner di Washington, agensi tersebut kini harus mengurangi 10 karyawannya karena adanya kesulitan beradaptasi dengan “lingkungan global”. Perjanjian menjadi representatif Gazprom perusahaan besar milik Rusia d ibidang control energy telah berakhir karena Gazprom memutuskan untuk fokus di wilayah Eropa.

Staf Ketchum yang masih bekerja untuk Rusia di Moscow,
Washington, New York, London, dan Brussels harus berhati-hati dalam bertindak
agar tidak dipandang sebagai tindakan yang bertentangan terhadap kepentingan
Amerika tetapi di sisi lain harus tetap melayani  kepentingan klien.

Untuk pertama kalinya Ms Jeavons berbicara di hadapan publik tentang hal tersebut, meski tidak menjelaskan secara
detail. Ada pertanyaan menggelitik untuknya yaitu apakah dia dan pegawainya memiliki keraguan bekerja untuk Rusia, atau apakah kerjasama akan
dihentikan.

Ia hanya menjawab “kami terus-menerus melihat dan mengevaluasi hubungan dengan mereka, seperti yang kita lakukan dengan
klien yang lain. Tujuan utama
Ketchum adalah untuk mempromosikan investasi di Rusia. Dialog antara Amerika
Serikat dan Rusia merupakan realitas hubungan ekonomi global dan pasar
keuangan,” jawabnya.  

Ada contoh lain agensi yang menjadi representasi untuk pemerintahan asing yang disorot dunia. Pada tahun 2011, agensi PR Brown Llyod James membantu publikasi profil Asma Al-Assad, istri presiden Syria di majalah Vogue dengan tajuk “A Rose in the Dessert”.

Beberapa saat kemudian, kisah yang dimuat sayangnya dihapus dari website Vogue. Editor majalah Vogue, Anna Wintour mengemukakan alasannya sebagai penyesalan atas pemerintahan Assad.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)