Bagaimana PR bisa Mengubah Pola Sarapan Masyarakat?

Membujuk atau mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu terkadang tidak harus disampaikan secara secara tersurat, langsung atau to the point. Ajakan atau bujukan bisa juga disampaikan secara tersirat.  

Anda tentu selalu sarapan pagi. Bagaimanapun , seperti kata banyak ilmuwan dan ahli, sarapan itu sangat penting sebagai asupan untuk energi sebelum seseorang beraktivitas. Yang menjadi perdebatan hingga sekarang adalah apakah sarapan pagi itu porsinya besar atau kecil.

Di hotel-hotel atau warung-warung, kalau kita perhatian sebagian orang sarapan pagi ada yang porsi besar dengan nasi goreng plus telor ceplok atau omelet bahkan terkadang ada rotinya.

Namun, ada juga orang yang hanya sarapan omelet atau sepotong roti panggang dan kopi misalnya. Itu menunjukkan bahwa masing-masing orang punya anggapan atau selera yang berbeda-beda.

Dulu, sebelum tahun 1920, orang Amerika mempunyai kebiasaan sarapan tidak harus dengan porsi yang besar. Situasi seperti ini, sangat tidak menguntungkan bagi pengusaha makanan –porsi besar – seperti daging (babi) asap.

Seorang pengusaha pengemasan daging dengan label Beech-Nut mengontak oaring yang kemudian dikenal sebagai guru public relation dan periklanan, Edward Bernays -- keponakan Sigmund Freud (bapak psikoanalisis).

Sebagai produsen segalam produk mulai dari daging yang dikemas hingga permen karet, dia menyampaikan keinginannan agar bagaimana caranya penjualannya dagingnya meningkat.

Menerima tawaran itu, Bernays lalu melakukan penelitian pola makan sarapan rekan-rekannya di Amerika Serikat. Dari pengamatannya itu, Bernays menemukan bahwa sebagian besar orang Amerika makan sarapan ringan “kopi, mungkin roti gulung, dan jus jeruk.”

Memfollow-upi temuan itu, Bernays berkonsultasi dengan dokternya tentang manfaat sarapan yang lebih berat. Dari konsultasi itu dia mendapat masukan bahwa dari sudut pandang kesehatan, sarapan berat lebih sehat dari pada sarapan ringan. Kenapa? Tubuh banyak kehilangan energi di malam hari dan membutuhkan energi di siang hari.

Bernays masih kurang yakin. Dia tak begitu saja menerima pendapat rekan dokternya itu. Dia kemudian meminta dokter itu untuk menulis surat kepada ribuan dokter lain untuk mengkonfirmasi manfaat sarapan yang sehat.

Hasilnya, dokter-dokter yang dihubungi mengkonfirmasi pendapat dokter rekan Bernays tadi. Ketika sekitar 4.500 dari 5.000 dokter menuliskan kesetujuannya dengan kesimpulan tersebut, Bernays mempublikasikan temuan tersebut secara nasional.

Yang tidak kalah menarik adalah liputan media. Menerima artikel – semacam press release – tentang kesetujuan dokter-dokter itu, media lalu menuliskan laporan tentang artikel yang memuat opini para itu.

Liputan yang dihasilkan tidak hanya menjadi tajuk utama tentang manfaat sarapan yang bergizi seperti yang didukung secara luas oleh ribuan dokter, tetapi juga banyak surat kabar menyatakan bahwa bacon (daging asap) dan telur harus disertakan dengan sarapan. Hasilnya penjualan bacon naik.

Bartlett Arkell, pendiri dan presiden Beech-Nut, menulis surat dan memberi tahu Bernays tentang banyak akibat liputan media itu. Apakah Arkell juga memberitahu bahwa perusahaannya untung besar dari artikel itu? Tanpa menjelaskan secara detail, bacon adalah salah satu produk utama Beech-Nut. Dan Beech-Nut adalah salah satu klien Bernays.

Orangpun mengakui bahwa – terlepas dari sudut mana orang melihatnya – Bernays termasuk orang yang berjasa dalam mengubah pola sarapan orang Amerika. Kalau sebelumnya orang sarapan dengan roti dan kopi atau jus jeruk, sejak itu ada yang mengubah pola sarapannya dengan daging asap.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)