Bagaimana Seharusnya Gestur Spokeperson Ketika Menghadapi Krisis?

Di dalam situasi krisis, cara penyampaian pesan dapat menjadi sama pentingnya dengan konten yang hendak disampaikan. Bahkan bukan hal yang mustahil apabila setiap gestur spokeperson diperhatikan sedetail mungkin oleh Audiens. Memang, kehadiran spokeperson secara fisik dapat menjadi sarana efektif untuk komunikasi, namun sang spokeperson juga harus memperhatikan isyarat tubuh yang ditampilkannya. Jika tidak, bisa saja ia secara tidak sadar telah menghilangkan kesempatan bagi brand-nya untuk keluar dari krisis.

14009840_s1__1435549306_33862 Selain konten, seorang spokeperson juga harus memperhatikan gesture-nya ketika menyampaikan pernyataan

Leonard S. Greenbreger, dalam artikel yang ditulis oleh Richard Brownell (http://www.prnewsonline.com, 2015), mengungkapkan beberapa tips bagi para spokeperson brand ketika menghadapi krisis:

1. Pertahankan kontak mata: Tidak peduli apakah audiens Anda terdiri dari satu atau banyak orang, pastikan bahwa spokeperson dapat mempertahankan kontak matanya. Adanya pergerakan mata seperti naik-turun, melirik kiri dan kanan, dapat mengindikasikan bahwa Anda tidak jujur atau mengelak dari apa yang Anda sampaikan.

2. Pastikan bahwa tangan Anda terlihat dan berada di antara pinggang dan punggung Anda: Jangan taruh tangan di dalam saku atau belakang badan Anda. Ketika berada pada situasi krisis, tingkat kepercayaan audiens terhadap brand sering kali terkikis. Apabila Anda menyembunyikan tangan Anda ketika berbicara dengan audiens, maka mereka dapat menginterpretasikannya sebagai sinyal ketidaknyamanan atau agresivitas.

3. Cobalah untuk menghilangkan barriers antara Anda dan audiens: Adanya barriers dapat membuat Anda menjadi lebih sulit untuk menampilkan empati maupun kejujuran. Itulah sebabnya, spokeperson diharapkan tidak duduk di belakang meja atau berdiri di belakang podium. Para spokeperson juga sebaiknya tidak melipat tangannya karena hal tersebut juga termasuk barriers.

4. Berpakaian konservatif: Hindari penggunaan busana dan perhiasan yang mencolok. Hal tersebut dikhawatirkan dapat mendistraksi konten yang Anda sampaikan.

5. Konsumsi pisang: Mungkin ini terdengar aneh, namun para ahli nutrisi menyarankan kepada orang-orang yang merasa cemas ketika akan berhadapan dengan seseorang yang marah dan kesal untuk mengkonsumsi pisang. Banyak orang sudah membuktikan bahwa pisang dapat membantu mereka mengurangi kecemasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)