Pada 2006 Trans TV mengeksekusi program community development yang diberi nama “Transmania.” Program pengembangan komunitas pemirsa televisi ini adalah yang pertama di Indonesia dan hingga sekarang masih berkelanjutan.
Ada empat obyektif Trans TV ketika membangun Transmania, yaitu pertama mendekatkan Trans TV kepada masyarakat melalui program komunikasi PR yang menarik dan kreatif. Kedua, memberikan wadah kreativitas kepada pemirsa muda Trans TV untuk berorganisasi melalui Komunitas Transmania. Ketiga, memperkenalkan corporate values Trans TV melalui kegiatan kolaboratif antara Trans TV dan Transmania sebagai salah satu program pengembangan soft skill bagi pelajar dan mahasiswa. Keempat, memperkuat citra Trans TV sebagai televisi kreatif dan trendsetter di Indonesia dengan membuat komunitas yang tidak dilakukan oleh televisi nasional lainnya.
Target audience yang disasar oleh “Transmania” adalah Pelajar SMA dan mahasiswa, usia 17-22 tahun yang menyukai program-program yang ditayangkan Trans TV. Sementara masyarakat umum dan karyawan Trans TV menjadi target sekunder dari program tersebut. Selain di Jakarta, kini program Transmania berkembang ke sejumlah kota besar di Indonesia, yaitu Bandung, Yogyakarta, Denpasar, Medan, dan Surabaya.
Transmania membidik pemirsa muda berstatus pelajar dan mahasiswa untuk kegiatan yang bernilai edukasi. Melalui Transmania, Trans TV menggerakkan semangat muda mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan komunitas di masing-masing kota secara mandiri. Kegiatan tersebut antara lain workshop jurnalistik dan broadcasting di kampus-kampus dan sekolah, nonton bareng, kopdar Transmania setiap bulan, jambore Transmania, Transmania Broadcasting Camp, Crew On-Air /Off-Air di shooting program Trans TV, bakti sosial/lingkungan/budaya, FGD untuk tim riset produksi Trans TV, talent information, dan news information.
Trans TV menyediakan anggaran untuk bantuan pendanaan kegiatan Komunitas Transmania di enam kota besar di Indonesia senilai Rp 75 juta per tahun. Adapun mekanisme penyaluran bantuan dana tersebut dilakukan melalui pengurus komunitas di masing-masing kota. Pengurus harus membuat proposal kegiatan ke Trans TV dan bila disetujui maka akan mendapatkan dana bantuan kegiatan maksimal 50% dari total budget yang dibutuhkan. Hal itu dilakukan untuk merangsang kemandirian komunitas.
Dengan strategi seperti ini, Trans TV berhasil meningkatkan jumlah anggota Transmania secara signifikan dari tahun ke tahun. Bagi Trans TV, keberadaan Komunitas Transmania di berbagai kota besar di Indonesia telah memberikan manfaat yang tidak hanya dirasakan oleh Departemen Marketing Public Relations, namun juga oleh Divisi Produksi, News & Human Capital Dept yang telah melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan.
Juri PR of The Year 2014 Bambang Sumaryanto menilai pembentukan komunitas yang solid merupakan asset yang sangat berharga. Sesuai dengan tantangan yang dihadapi oleh dunia televisi yang dianggap tak mendidik, maka komunitas ini bisa digunakan sebagai partner dalan memahami selera anak muda. Termasuk, menjadi ambassador bagi Trans melalui training-training yang diadakan dan juga memberikan masukan-masukan. “Bila komunitas ini semakin kuat dengan anggota yang hampir 10 ribu, maka hal ini akan bisa digunakan untuk menggaet sponsor dan jasa activation bagi produk-produk yang menyasar anak muda. Pengiklan akan senang dengan one stop service oleh perusahaan media,” katanya.