#WeSpeakCode raih penghargaan The Best Cause Promotion of the Year 2015
Kampanye edukasi tentang coding dan pemrograman komputer bertajuk #WeSpeakCode ini merupakan inisiatif global Microsoft untuk meningkatkan partisipasi masyarakat—khususnya pelajar dan kaum perempuan, dalam dunia teknologi informasi dan ilmu komputer. Visi Microsoft adalah menjadikan ilmu komputer dan pemrograman komputer sebagai bagian dari kurikula utama dalam pendidikan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, seperti halnya ilmu matematika, biologi, kimia, dan fisika.
Secara spesifik, kampanye #WeSpeakCode bertujuan untuk mengubah persepsi publik tentang coding, yaitu bahwa coding bukan hanya untuk penggemar IT dan bahwa coding dapat dipelajari oleh setiap orang dari berbagai latar belakang dan umur, termasuk dari orang-orang di industri kreatif. Objektif lain adalah untuk membangun kesadaran publik tentang bagaimana coding dapat menghasilkan nilai tambah dalam aktivitas sehari-hari, baik dalan pekerjaan maupun dalam hobi.
Target utama kampanye #WeSpeakCode adalah anak-anak sekolah lanjutan atas, mahasiswa, dan para first jobber dalam rentang usia 16-24 tahun. Sedangkan target sekundernya adalah para orangtua dan guru.
“Melalui YouthSpark #WeSpeakCode, kami ingin mengajak masyarakat muda di Indonesia untuk belajar mengenai coding yang akhirnya dapat membantu meningkatkan peran mereka dalam industri IT,” ujar Esther Sianipar, Community Affairs Manager Microsoft Indonesia.
Kampanye dilakukan dengan strategi penciptaan key opinion leader (KOL) dari kalangan target audience. Di Indonesia Microsoft menunjuk Rendy Imandita, Kurie Suditomo, dan Patra Gumala sebagai KOL.
Campaign dilakukan melalui digital platform Thunderclap, Facebook dan Twitter (7-18 Maret 2015). Pada tahap awal, sebelum peluncuran kampanye, Microsoft meminta para KOL (Rendy Imandita, Patra Gumala, dan Kurie) untuk men-tweet subject “When arts meet coding” and #WeSpeakCode . Para KOL juga diminta untuk membuat kreasi konten untuk mendorong para follower-nya untuk bergabung dengan kampanye Microsoft di kawasan Asia Pasific lewat Thunderclap, platform percakapan pertama tentang hal ini. Kampanye pendahuluan ini berhasil menciptakan 402 likes, 299 share dan 325 komentar.
Microsoft menampilkan instruktur muda dari YCAB Foundation itu untuk menyebarkan virus “coding” di social media. User bisa memilih instruktur untuk belajar pelatihan coding secara gratis.
Pada tahap kedua, pada Maret 2015 Microsoft menggelar jumpa pers bertajuk “When Art Meets Ccoding” dalam rangka peluncuran program ini secara resmi. Pada jumpa pers ini, Microsoft menantang dua ikon industri kreatif (fashion designer Ayu Dyah Andari, dan musisi Dwika Putra) untuk mempelajari coding dalam 15 jam dan mengintegrasikan coding yang dipelajarinya ke dalam pekerjaan kreatif mereka. Hasilnya meng inspirasi. Ayu Dyah berhasil menciptakan Technoethnic, sebuah aplikasi yang dapat menampilkan pola pakaian. Sementara Dwika berhasil menciptakan SongFlake, aplikasi real time yang dapat membangkitkan visualisasi yang merefleksikan instrumen yang sedang dimainkan.
Program #WeSpeakCode sukses menyabet penghargaan sebagai The Best Cause Promotion of the Year 2015 yang diselenggarakan oleh MIX MarComm. Juri Indra Abidin menilai kampanye ini berhasil menciptakan digital engagement yang sangat baik, meski tantangannya besar. Sementara juri Andre Ikhsano menilai program ini unik.