APA PENTINGNYA MODAL SOSIAL BAGI PR DIGITAL?

Di era digital, modal sosial menjadi kunci strategi Public Relations (PR). Bukan sekadar koneksi, tetapi aset kepercayaan dan kolaborasi yang dapat membangun reputasi dan hubungan jangka panjang organisasi.

.

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah modal sosial sering kali terlewatkan dalam pembahasan, apalagi dalam konteks dunia public relations (PR). Padahal, modal sosial memainkan peran yang sangat penting dalam membangun, menjaga, dan memperkuat hubungan antara organisasi dan publiknya. Modal sosial mencakup jaringan, kepercayaan, norma, dan nilai-nilai yang memungkinkan terjadinya kolaborasi yang efektif antara individu atau kelompok (Putnam, 2000).

Dalam dunia PR, di mana komunikasi strategis menjadi kunci, modal sosial adalah fondasi yang memungkinkan hubungan yang autentik dan berkelanjutan dengan berbagai pemangku kepentingan. Hubungan yang dibangun di atas modal sosial yang kuat akan lebih mampu menghadapi tantangan, memitigasi krisis, dan menciptakan peluang baru (Bourdieu, 1986). Namun, meskipun relevansinya begitu besar, modal sosial sering kali tidak mendapatkan perhatian yang cukup dalam strategi PR.

Mengintegrasikan konsep modal sosial ke dalam praktik PR tidak hanya meningkatkan efektivitas komunikasi, tetapi juga memperkuat citra dan reputasi organisasi (Adler & Kwon, 2002). Dengan demikian, pemahaman dan pemanfaatan modal sosial seharusnya menjadi bagian penting dalam setiap pendekatan PR modern.

Tahun 2018, Wolf dan Archer menulis artikel di Journal of Communication Management. Salah satu bagian yang menarik dari artikel itu adalah tentang social capital (modal sosial). Menurut mereka, di era digital peran modal sosial semakin penting.

Kemampuan digital untuk mencipatakan dialog dan potensi kemampuannya untuk memperluas jangkauan memberi peluang pada public relations untuk membangun dan memperkuat modal sosial.

Pierre Bourdieu mendefinisikan modal sosial sebagai sumber daya aktual atau potensial yang terkait dengan kepemilikan jaringan hubungan yang tahan lama dan pengakuan timbal balik. Modal ini mencakup ukuran jaringan seseorang dan sumber daya yang dapat dimobilisasi melalui hubungan tersebut (Bourdieu, 1997).

Artinya, lebih dari sekadar jaringan atau hubungan, modal sosial ini mencakup sumber daya yang ada dalam jaringan tersebut yang dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan tertentu (Bourdieu, 1997). Dalam konteks PR, modal sosial ini sangat relevan karena orientasinya  pada membangun goodwill tanpa fokus pada hasil jangka pendek.

Namun, harus diakui bahwa membangun berinvestasi membangun modal sosial membutuhkan waktu, pesan, perhatian, atau bahkan pertukaran bantuan yang dirancang untuk membangun kepercayaan dan niat baik.

Hal itu berarti, modal sosial juga bergantung pada lingkungan dan bidang tempat organisasi beroperasi. Misalnya, dalam sektor mode, hubungan dengan blogger fesyen memiliki nilai tinggi, namun di sisi lain, dalam konteks politik, hubungan dengan pembuat kebijakan lebih diutamakan (Bourdieu & Wacquant, 1992). Hal ini menegaskan bahwa modal sosial tidak hanya dinamis tetapi juga kontekstual.

Namun demikian, manfaat hasil dari pembangunan modal sosial jauh lebih besar dari pada investasinya. Bagaimana tidak, ketika organisasi berhasil membangunnya, modal sosial ini menjadi aset bagi public relations untuk membangun hubungan strategis dengan berbagai pemangku kepentingan.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)