Para peserta PR of the Year 2025 merancang pesan-pesan yang bukan hanya menarik perhatian, tapi juga membentuk memori dan perilaku. Mereka membuktikan: PR hebat lahir dari makna yang melekat.
.

.
PR of the Year 2025 adalah panggung bagi pesan-pesan yang menggugah. Di balik setiap program komunikasi yang ditampilkan, ada satu benang merah yang menyatukan semuanya: pesan yang dirancang untuk tinggal lama di benak audiensnya.
Dari ajakan memilah sampah hingga kampanye keselamatan kerja, dari transformasi budaya kerja hingga dorongan berpartisipasi dalam keberlanjutan, para finalis tahun ini tidak sekadar menyusun kata-kata.
Mereka menciptakan narasi yang bisa bertahan, menggerakkan, dan membentuk.
Para peserta PR of the Year 2025 menciptakan pesan yang tak hanya menarik perhatian, tapi juga dirancang untuk tinggal dalam memori, membentuk pemahaman, dan mendorong tindakan.
Melalui lensa Theory of Memorable Messages (ToMM), kita melihat bagaimana pesan-pesan ini bekerja bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi sebagai fondasi perubahan sosial dan budaya.
Theory of Memorable Messages (ToMM) adalah kerangka teoretis yang menjelaskan bagaimana pesan tertentu bisa tertanam lama dalam ingatan seseorang, membentuk identitas, keyakinan, dan perilaku.
Teori ini juga menekankan potensi pesan untuk memberdayakan atau mengganggu narasi yang merugikan.
Pesan seperti “#(A)wal(C)erita(E)volusi....” mencerminkan proses pembentukan identitas baru yang kuat dan bermakna. Ia mencerminkan proposisi pertama dan keempat dari ToMM, menunjukkan bagaimana pesan yang ringkas dapat merangkum evolusi institusi dan mengaktifkan pemaknaan ulang terhadap sebuah nama dan arah.
Sementara itu, ajakan “Pilah sampah produk kecantikan untuk Indonesia asri” menanamkan nilai keberlanjutan yang konkret. Ini adalah contoh dari proposisi kelima: pesan yang tidak hanya mengedukasi, tetapi mengganggu kebiasaan lama dan menggantinya dengan perilaku baru yang berkelanjutan.
Pesannya membangun kesadaran melalui tindakan sederhana yang relevan...