Remaja putus sekolah menjadi perhatian Putera Sampoerna Foundation (PSF). Terlebih saat ini sebanyak 1,8 juta lebih remaja Indonesia terpaksa putus sekolah akibat keterbatasan biaya. PSF membantu remaja putus sekolah tersebut melalui program corporate PR bertajuk “Fun(d) Nation”, yakni program penggalangan dana yang dilakukan karyawan dari berbagai divisi di perusahaan.
Sebanyak 400 orang karyawan dikerahkan ke sejumlah lokasi untuk mencari dana. Mereka dibagi dalam sembilan kelompok. Untuk menanamkan nilai-nilai budaya perusahaan, tiap kelompok menggunakan nama yang diambil dari falsafah “The Sampoerna Way” seperti Anggarda Paramita (menuju kesempurnaan), Three Hands (konsep tiga tangan: pengelola yayasan, stakeholders, dan penerima bantuan), Respect (menghargai), Flexibility (keluwesan), atau Community (mengabdi pada masyarakat).
Cara karyawan mencari dana cukup unik, seperti dengan berjualan makanan, menawarkan jasa foto keliling, garage sale, nonton bareng, hingga aktivitas mencari donasi dalam car free day. Program ini berlangsung selama November 2013.
Masyarakat yang tergerak untuk menyelamatkan remaja putus sekolah itu dapat berpartisipasi antara lain di Amigos Resto & Bar, papa Ron's Pizza, Kem Chicks Kemang, Pisa Cafe and Resto, serta Wendy's. Selain itu, partisipasi bisa juga dilakukan melalui Citibank, Standar Chartered Bank, atau GE Money. Adapun mal-mal yang turut berpartisipasi antara lain Mal Ciputra, Cilandak Town Square, Margo City, Mal Taman Anggrek, Pejaten Village, Plaza Senayan, Plaza Kalibata, hingga Senayan City. Dana yang terkumpul tersebut seluruhnya disumbangkan melalui membantu para remaja Indonesia kembali ke sekolah.
Hal menarik dalam program penggalangan dana ini adalah konsep seribu untuk Indonesia. Melalui konsep ini diyakini bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini menganggap pecahan uang seribu rupiah sebagai uang recehan. Selanjutnya, jika masyarakat tersebut meneruskan kampanye ini kepada orang lain, maka akan tercipta suatu efek berantai dimana jumlah uang yang terkumpul akan semakin banyak dan bisa lebih bermanfaat.
Dengan tantangan membangun rasa kebersamaan karyawan—di tengah kebiasaan mereka bekerja independen, Juri Bambang Sumaryanto menilai program ini berhasil membuat karyawan saling mengenal secara pribadi dan mengetahui peran dan fungsi divisi lain di dalam perusahaan. Kompetisi antar karyawan untuk mengeksekusi konsep fundraising, katanya, juga mampu membuat karyawan lebih mengerti tentang tantangan yang dihadapi perusahaan. Selain itu, dengan program seperti ini, juga karyawan merasa dilibatkan. “Sayangnya, program ini sulit diukur hasil dan dampaknya karena tak ada pengukuran yang jelas.”
#PRofTheYearIDN #PublicRelationsIDN