Di era digital yang serba cepat ini, mengapa banyak perusahaan sukses memilih untuk merilis siaran pers yang lebih panjang? Analisis ini akan mengungkap alasan di balik strategi panjang pendek press release, menyelami bagaimana panjang press release (siaran pers) bisa meningkatkan bobot dan dampak cerita, dan menjelaskan bagaimana siaran pers yang lebih detail bisa menjadi alat yang sangat berharga bagi jurnalis.
Pertanyaan yang paling sering mengemuka ketika membuat press release adalah berapa panjang? Berapa kata? Di dunia hubungan masyarakat, seringkali dianggap bahwa singkat itu selalu lebih baik. Namun, dalam banyak kasus, pendekatan yang lebih panjang dalam siaran pers sebenarnya lebih efektif. Berikut adalah eksplorasi mengapa penulisan yang lebih panjang sering kali lebih sesuai.
1. Kekuatan di Balik Cerita
Apakah sebuah berita patut diberitakan jika hanya bisa disampaikan dalam beberapa ratus kata? Siaran pers yang terlalu ringkas mungkin menyiratkan bahwa isu tersebut kurang berarti. Sebuah cerita yang disampaikan dengan panjang akan memiliki bobot lebih dan menarik perhatian media.
2. Pelajaran dari Perusahaan Terkemuka
Perusahaan-perusahaan sukses sering mengeluarkan siaran pers yang luas dan terperinci. Contohnya, Apple dengan siaran pers produknya yang mencapai 1.296 kata, atau BP yang siaran pers penunjukan staf barunya mencapai 726 kata. Ini menunjukkan bahwa informasi yang lengkap adalah kunci sukses dalam komunikasi dengan media.
3. Menyesuaikan dengan Kebutuhan Jurnalis
Ada pandangan bahwa jurnalis mungkin enggan membaca siaran pers yang panjang. Namun, hal ini mengabaikan cara kerja jurnalis.
- Membaca Cepat: Jurnalis biasa membaca cepat, menangkap inti cerita dari judul dan kalimat pertama. Jadi, panjang siaran pers di luar itu tidak masalah.
- Evaluasi Cerita: Jika tertarik, jurnalis akan membaca seluruh siaran pers untuk menilai kelayakannya. Siaran pers yang terlalu pendek mungkin tidak memberikan cukup informasi untuk mendukung cerita berita lengkap.
4. Menggali Lebih Dalam
Siaran pers yang singkat mungkin tidak menyampaikan semua nuansa dan detail penting dari berita. Jurnalis yang perlu menulis artikel berita 450 kata, misalnya, mungkin merasa kekurangan materi jika berdasarkan siaran pers 300 kata. Siaran pers yang lebih panjang dapat membantu mereka memahami sepenuhnya berita tersebut.
Kesimpulan
Panjang siaran pers harus disesuaikan dengan isi berita dan kebutuhan jurnalis yang akan mengolahnya. Siaran pers yang rinci dan terperinci bukanlah penghalang, melainkan alat yang berharga, memberikan wawasan yang membantu jurnalis menciptakan cerita berita yang mendalam dan menarik. Daripada mengedepankan singkat dan ringkas, para profesional PR harus lebih fokus pada penyajian cerita yang lengkap dan mendalam melalui siaran pers mereka.