SIARAN PERS TIDAK MATI, HANYA BERUBAH

Siaran pers belum mati. Dengan evolusi strategi komunikasi modern, siaran pers tetap relevan, mendukung reputasi organisasi, meningkatkan visibilitas, dan memperkuat hubungan dengan media melalui konten menarik, headline kuat, serta distribusi yang tepat sasaran.

.

.

Pernyataan bahwa siaran pers telah mati sering kali menjadi bahan perdebatan hangat di kalangan praktisi komunikasi dan pemasaran. Di tengah berkembangnya lanskap media digital dan semakin banyaknya saluran distribusi informasi, beberapa orang berpendapat bahwa siaran pers sudah tidak relevan lagi. Namun, pendapat tersebut jauh dari kenyataan. Siaran pers tidak mati; ia hanya berubah dan berevolusi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi modern.

Siaran pers tetap menjadi alat yang relevan dalam Public Relations (PR). Menurut Ashcroft (1994), siaran pers yang efektif adalah kunci keberhasilan strategi PR, yang merupakan bagian integral dari perencanaan strategis organisasi. Dalam era kompetisi yang ketat, mendapatkan perhatian media dan membangun reputasi organisasi masih menjadi elemen penting dalam kesuksesan komunikasi. Namun, untuk mencapai hal ini, siaran pers harus dirancang dengan pendekatan yang lebih modern, relevan, dan strategis.

Perubahan Paradigma dalam Penggunaan Siaran Pers

Dahulu, siaran pers sering kali digunakan secara berlebihan. Pada era awal internet, siaran pers banyak didistribusikan melalui berbagai platform tanpa mempertimbangkan relevansi kontennya. Praktik ini sering kali menghasilkan siaran pers yang penuh dengan jargon, terlalu berorientasi pada SEO, dan kurang menarik bagi media atau pembaca. Lewis (1993) mencatat bahwa siaran pers yang buruk sering kali gagal menarik perhatian media karena informasi penting tidak disampaikan dengan jelas dalam dua kalimat pertama.

Hari ini, kebutuhan telah berubah. Siaran pers yang efektif harus memenuhi ekspektasi media dan audiens digital. Artinya, siaran pers tidak hanya perlu informatif tetapi juga menarik secara visual dan mudah dibagikan di media sosial. Fokusnya bukan hanya pada distribusi kepada media tradisional tetapi juga kepada audiens langsung melalui saluran digital, termasuk situs web organisasi, media sosial, dan email yang ditargetkan.

Kunci Keberhasilan Siaran Pers Modern

1. Cerita yang Bernilai Berita

Siaran pers yang efektif harus dimulai dengan cerita yang kuat. Sebuah cerita tidak hanya harus informatif tetapi juga relevan bagi audiens. Menurut Foster (1994), headline yang menarik memainkan peran penting dalam menarik perhatian editor. Headline tersebut harus mencerminkan esensi cerita dengan cara yang singkat dan menarik. Misalnya, bukan hanya mengumumkan peluncuran produk baru, tetapi juga menyoroti bagaimana produk tersebut dapat memberikan solusi unik bagi konsumen.

Sebuah cerita yang baik juga harus mencakup lima elemen dasar jurnalistik—apa, siapa, kapan, di mana, dan mengapa—di paragraf pertama. Informasi ini memungkinkan editor untuk memahami inti cerita tanpa harus membaca seluruh dokumen. Hal ini sejalan dengan pendapat Jefkins (1993), yang menekankan bahwa struktur siaran pers harus memungkinkan informasi paling penting disampaikan terlebih dahulu.

Halaman Selanjutnya
2. Presentasi yang Profesional...
Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)