Ketika selebritis terlihat seperti memanipulasi citra mereka di mata publik, Angelina Jolie melakukan semua itu dengan elegan. Aktris ini tidak mempekerjakan seorang pun publisis atau agen.
Bagi praktisi professional public relations, kontak dengan jurnalis adalah kegiatan mereka sehari-hari. Pembicaraan bisa dilakukan melalui telepon, email, chatting, atau melalui saluran komunikasi lainnya. Akan tetapi, ada saat-saat diperlukan komunikasi tatap muka. Praktisi PR juga seringkali ikut dalam wawancara yang dilakukan klien Anda dengan wartawan.
Idealnya, hubungan antara jurnalis dan praktisi PR didasarkan pada kepercayaan. Dalam konteks ini efisiensi dan sensitivitas sangat penting. Ini karena kepentingan jurnalis dan perusahaan atau seseorang belum tentu sama. Jurnalis menginginkan fakta, informasi untuk bahan berita dan untuk fitur artikel serta cerita mereka untuk disampaikan kepada editor mereka.
Perusahaan ingin dilihat public sebagai entitas yang baik. Namun, seringkali perusahaan atau organisasi membuat kesalahan dengan percaya bahwa mereka dapat berbicara kepada pers hanya ketika mereka percaya bahwa waktunya sudah cocok, dan tidak pada waktu lain. Bahkan jika hasilnya cenderung menjadi berita buruk, kesediaan untuk menjelaskan akan sangat membantu.
Dalam konteks bernegosiasi dengan media ini, ada pelajaran berharga yang bias dipetik dari selebriti saat event-event tertentu dimana media butuh pemberitaan. Bukankah itu yang dilakukan oleh Raffi Ahmad saat menika dengan Nagita Slavina beberapa waktu lalu. Namun, ada pula yang karena keyakinan bahwa media butuh mereka, maka mereka pun bias menentukan liputan med
Lima tahun silam, ketika Angelina Jolie dan Brad Pitt bernegosiasi dengan People dan majalah selebritis lain untuk pengambilan foto bayi kembar mereka berikut wawancaranya, mereka tak hanya melakukan deal senilai 14 juta dolar AS, tapi juga meminta peliputan yang positif atas mereka.
Menurut kesepakatan yang ditawarkan oleh Jolie, majalah yang memenangkan deal ini nantinya wajib menulis apapun yang tidak akan merefleksikan Jolie dan keluarganya secara negatif. Hal ini dikatakan oleh sumber minta namanya tidak disebutkan karena pembicaraan tersebut bersifat konfidensial. Sumber ini juga mengatakan bahwa perjanjian dengan Jolie mencakup 'editorial plan' dan peta layout-nya di media.
Majalah People kemudian memenangkan deal interview itu. Hasil wawancara ekslusif yang diterbitkan dalam edisi Agustus lalu, menembus tiras tertinggi dalam 7 tahun terakhir. Peliputan utama ini adalah publisitas yang luar biasa bagi Jolie, sang peraih Oscar, mantan orang eksentrik Hollywood yang dulunya mengenakan kalung dengan ornamen darah kering dan sangat memuja pisau, yang kemudian bertransformasi menjadi seorang filantropis, Duta PBB, dan ibu bagi 6 orang anak. Interview dengan majalah People memuat kegiatan amal yang dilakukan oleh pasangan Pitt-Jolie. Majalah ini juga tidak menggunakan kata “Brangelina” yang kerap dipakai tabloid sebagai julukan bagi mereka.
Melalui juru bicaranya, Majalah People yang dimiliki oleh Time merilis pernyataan yang menyangkal bahwa ada syarat-syarat tertentu yang dikondisikan dalam liputan tersebut. “Seperti organisasi berita manapun, People memang membeli foto, tapi kami tidak memuat redaksional berdasarkan permintaan dari pihak luar,” kata mereka.
Menurut penulis NewYork Times, Brooks Barnes, ketika selebritis terlihat seperti memanipulasi citra mereka di mata publik, Jolie melakukan semua itu dengan elegan. Aktris ini tidak mempekerjakan seorang publisis atau agen. Kunci untuk citra dirinya adalah dirinya sendiri, meskipun ia juga memiliki manager bernama Geyer Kosinski, tulis Barnes.
Jennifer Lopez yang menjual foto bayi kembarnya ke People senilai 6 juta dolar AS Februari tahun lalu memiliki tim yang terdiri dari 6 orang untuk mengendalikan situasi ini. Sedangkan Jolie hanya memiliki ponselnya, seorang pengacara, dan Kosinski—selain tentunya Brad Pitt.
“Dia sangat pintar”, kata Bonnie Fuller, mantan editor...