Olahraga merupakan salah satu channel yang kerapkali dimanfaatkan oleh pemasar untuk melakukan branding maupun menciptakan engagement dengan target marketnya. Tak mengherankan, jika Sport Marketing menjadi salah satu strategi yang cukup digemari oleh pamasar, termasuk pemasar Indonesia. Mengingat, setiap cabang olahraga memiliki fans atau penggemar yang cukup kuat. Bahkan, tak sedikit penggemar olahraga yang sudah mencapai level die hard, olahraga sepak bola misalnya.
Setelah olahraga sepak bola, giliran tren running atau lari yang mewabah di Indonesia. Tren running yang sudah dimulai sejak dua tahun lalu di Tanah Air, menjadikan strategi sport marketing kembali popular. Terbukti, tak sedikit brand yang memanfaatkan event running di acara car free day sebagai bagian dari strategi marketing mereka.
Era digital pun mengubah kebiasaan para penggemarnya. Mereka dapat secara realtime bertukar informasi dan meng-up date isu terkini seputar olahraga melalui social media. Oleh karena itu, olahraga merupakan peluang utama bagi pemasar untuk melakukan real-time marketing. Pemasar pun dituntut untuk memanfaatkan social media dalam menjalankan sport marketing.
Lantas, bagaimana sport marketing dapat efektif dalam menggunakan social media? Jordan Slabaugh, Vice President of Marketing Wayin seperti yang dikutip dari adweek.com, memberikan empat tips agar social media dapat secara efektif mensukseskan strategi sport marketing.
1. Ikuti ke Manapun Fans Pergi
Penggemar olahraga adalah captive market dan selalu terlibat dalam setiap event-event live olahraga. Oleh karena itu, venue event menjadi media visual yang efektif untuk brand menjangkau konsumennya (penggemar). Jika perlu, pada saat event olahraga, aktivitas penggemar dapat ditampilkan secara real time pada display atau layar raksasa. Dengan demikan, hal itu menjadi pengalaman yang sangat personal bagi penggemar.
Selain itu, pemasar juga harus mampu mengintegrasikan aktivitas di offair tersebut dengan promosi atau konten lainnya guna mendapat jangkauan yang lebih luas. Salah satunya, mengintegrasikannya dengan social media. Mengapa? Lantaran, jutaan penggemar menonton pertandingan sambil berinteraksi di media sosial secara real time. Real time content pun harus dibuat menarik. Misalnya, Instagram dapat menjadi media yang efektif untuk saling berbagi foto maupun video saat pertandingan berlangsung. Sementara itu, twitter dapat dijadikan media untuk saling mengomentari jalannya pertandingan.
2. Menciptakan Momentum
Agar berhasil mendorong keterlibatan atau engagement di media sosial, pemasar olahraga (sport marketers) perlu menciptakan momentum sendiri. Entah itu selama pertandingan atau beberapa hari menjelang pertandingan berlangsung. Pemasar juga dapat mendorong keterlibatan penggemar dengan menciptakan hashtags atau kontes. Ketika fans atau penggemar mulai terlibat, banyak dari pengikut mereka memperhatikan dan merespon, yang pada akhirnya mampu membangun momentum.
3. Menetapkan Objektif yang Spesifik
Seperti halnya taktik pemasaran, pemasaran media sosial hanya dapat efektif bila target atau objektif ditetapkan dan terukur. Apakah sport marketing untuk menciptakan brand awarness atau memperluas jangkauan? Atau, justru untuk menciptakan brand engagement yang signifikan? Target atau objektif menjadi penting, karena akan akan menentukan konten dan konsep sport marketing yang akan dijalankan.
4. Merancang Real-Time Plan
Sebuah kampanye sport marketing yang efektif tidak bisa hanya dengan posting secara acak. Melainkan, harus melibatkan strategi real-time. Setelah konten direncanakan secara strategis, tim pemasar perlu memiliki strategi di off-air untuk merespon setiap peristiwa real-time yang terjadi di venue. Jika brand tidak mampu bergabung dalam percakapan penggemar secara real time, maka mereka tidak akan pernah mendapatkan hasil yang maksimal di media sosial. Untuk itu, berinvestasi untuk tools yang mampu menganalisis setiap peristiwa real-time juga dibutuhkan.