MIX.co.id - Melalui pengelolaan sampah berkonsep ekonomi sirkular, Bank DBS Indonesia bersama startup Jangjo menargetkan pengolahan 10 ton sisa makanan per hari. Jumlah itu diyakini dapat memangkas 48.000 kg gas metana, serta mengurangi jumlah sampah makanan di area komersial wilayah operasional Jangjo secara umum hingga 50%.
Kerjasama tersebut merupakan upaya Bank DBS dalam memperluas jangkauan gerakan ‘Towards Zero Food Wasta’ atau #MakanTanpaSisa yang telah diinisiasi sejak 2020. Melalui kolaborasi dengan startup pengelolaan sampah ini, Bank DBS berupaya mengatasi masalah sampah makanan di area komersial (seperti pusat perbelanjaan dan restoran) di kawasan DKI Jakarta dan Tangerang Selatan, agar tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah organik dan sisa makanan saat ini mendominasi jumlah sampah di Indonesia. Di tahun 2022, dominasinya mencapai 40,8% atau sekitar 19,5 juta ton. Selain itu, rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar (39.2%) dan diikuti oleh pusat perniagaan (21.2%).
Dalam kerjasama tersebut, Bank DBS sepakat dengan insiatif Jangjo yang memilih penerapan ekonomi sirkular karena potensi keberlanjutannya lebih besar dibandingkan konsep kemitraan yang lain. Program kemitraan ekonomi sirkular Jangjo antara lain dijalin dengan para pelaku ‘Rumah Maggot’ yang menjadikan sampah-sampah makanan hasil pengumpulan Jangjo untuk budidaya maggot (larva lalat buah) yang merupakan pakan ternak bernutrisi tinggi.
Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika memaparkan, dalam aspirasi untuk menjadi ‘The Best Bank For A Better World’, Bank DBS Indonesia berupaya mengimplementasikan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui tiga pilar sustainability yang dimiliki, yakni Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking.
Berbagai inisiatif keberlanjutan sebagai implementasi komitmen ESG tersebut, sudah memberikan hasil signifikan. Di tahun 2022 lalu, antara lain, Bank DBS berhasil menyelamatkan sekitar 56.596 kg food impact1 atau meningkat 241% dibandingkan dengan tahun 2021 melalui payung gerakan #MakanTanpaSisa. Kampanye bertajuk More Sustainability Action, Less Waste tersebut dijalankan melalui kolaborasi dengan berbagai brand, perusahaan e-commerce, serta mitra pengelolaan sampah yang memiliki misi sama. Seperti Blibli.com, Bukalapak, Kebun Kumara, dan Waste4change.
Selain membangun kolaborasi dengan pihak ketiga, Bank DBS Indonesia merealisasikan pilar keberlanjutannya dengan menerapkan kebijakan internal bagi karyawan dan mengajak partisipasi masyarakat dalam menerapkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Kegiatan bertajuk People of Purpose ini telah sukses menghasilkan 24.211 jam yang didedikasikan untuk kegiatan terkait lingkungan, termasuk pengelolaan sampah makanan.
Masih dalam upaya implementasi pilar kedua yakni Responsible Business Practice, Bank DBS Indonesia juga melakukan berbagai inisiatif untuk menekan jumlah emisi karbon. Antara lain memasang solar panel dan menggunakan pendingin ruangan (AC) ramah lingkungan. Melalui inisiatif ini, pada tahun 2022, Bank DBS Indonesia berhasil memangkas emisi karbon dari 5,135 ton (tCO2e) hingga 4.845 tCO2e atau lebih dari 5,65%.
Selain itu, Bank DBS Indonesia mengurangi penggunaan kertas dan menggantinya dengan e-statement, serta mengelola sampah melalui sistem waste management ‘Zero Waste to Landfill’ i seluruh gedung operasional yang berhasil menekan jumlah sampah 94,68 ton dari 120 ton atau terdapat penurunan yang signifikan sebesar 21,1%.
“Komitmen-komitmen nyata dari Bank DBS yang sudah kami terapkan membuat Bank DBS semakin menjadi ‘eco-warrior, less like a Bank’,” pungkas Mona.
Penulis: bintari
