BSI Hadirkan Mobil Operasional Listrik dan Digital Carbon Tracking

MIX.co.id - Bank Syariah Indonesia (BSI) meluncurkan platfrom Digital Carbon Tracking serta penggunaan 139 kendaraan operasional listrik (EV), pada awal Februari ini. Langkah itu merupakan implementasi atas komitmen perseroan untuk menjalankan transformasi operasional yang berkelanjutan dan sesuai prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG). Selain itu, langkah tersebut juga sejalan dengan kesiapan perusahaan dalam mendukung Astacita pemerintah untuk ekonomi hijau.

Diluncurkan bersamaan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-4 BSI, perseroan juga meluncurkan 4 mobil musala yang akan digunakan mendukung event-event daerah dan nasional, termasuk memfasilitasi masyarakat luas untuk kebutuhan tempat ibadah.

Dijelaskan Direktur Utama BSI Hery Gunardi, di usia yang keempat, BSI terus berupaya mengintegrasikan aspek sosial dan keberlanjutan lingkungan dalam setiap aspek yang dilakukan. Hal ini juga sejalan dengan asta cita pemerintah untuk mendorong kemandirian bangsa melalui ekonomi hijau dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060.

Dia menegaskan bahwa peluncuran platform Digital Carbon Tracking serta penggunaan EV menjadi salah satu bukti nyata inovasi BSI dalam penerapan prinsip ESG yang sejalan dengan tema milad BSI ke-empat, yaitu Agile and Innovative.

Digital Carbon Tracking merupakan platform untuk mengukur, mengelola, dan melaporkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari kegiatan operasional BSI di kantor pusat dan 1.130 outlet di seluruh Indonesia.

“BSI menjadi bank syariah pertama yang memiliki Digital Carbon Tracking. Digital Carbon Tracking yang diluncurkan BSI saat ini memantau dua cakupan emisi, yakni terkait konsumsi bahan bakar minyak , dan pemakaian listrik dari kegiatan operasional BSI. Kami berharap Digital Carbon Tracking dapat menjadi kontribusi positif terhadap upaya pengurangan emisi yang selanjutnya akan berdampak nyata pada kelestarian lingkungan," lanjutnya.

Lebih jauh ia menerangkan, Digital Carbon Tracking dapat merekam data baseline emisi karbon yang dihasilkan dalam operasional perusahaan. Hal ini akan memudahkan BSI untuk melakukan penyusunan peta jalan (roadmap) mendukung komitmen pencapaian Net Zero Emission Indonesia.

Menurutnya, pengurangan emisi karbon BSI juga tentunya memerlukan dukungan dari seluruh Insan BSI melalui penerapan Green Business Culture. Hal ini dengan cara menjalankan setiap aktivitas berdasarkan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Adapun kendaraan operasional Listrik didistribusikan ke 10 region BSI di seluruh Indonesia, termasuk Kantor Pusat.

“Dengan mengintegrasikan kedua aspek ini, diharapkan inovasi ini dapat membawa kemanfaatan bagi kelestarian lingkungan serta peningkatan kualitas hidup Insan BSI dan masyarakat yang lebih baik dan sehat,” harap Hery.

Ada tiga pilar utama yang dipegang BSI dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip ESG dalam operasional perusahaan. Pertama, Sustainable Banking yang terdiri dari inisiatif peningkatkan tata kelola, pengembangan produk keuangan, dan peningkatan penyaluran pembiayaan berkelanjutan.

Kedua, Sustainable Operation yang meliputi inisiatif pencapaian target NZE, transformasi digital, dan perlindungan data pribadi.

Ketiga, Sustainable Beyond Banking yang mencakup inisiatif perluasan akses layanan keuangan bagi masyarakat serta optimalisasi distribusi zakat, infaq sedekah dan wakaf (ZISWAF) untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

Hery menegaskan dalam menjalankan implementasi ESG, BSI memiliki visi untuk menjadi The Best Global Islamic Bank Based on Implementation Sustainable Finance. Dalam mencapai visi tersebut, BSI memiliki sejumlah misi yang terus menjadi komitmen perseroan. Pertama, memberikan akses keuangan berkelanjutan dengan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Kedua, menjadi bank yang memberikan kontribusi terbaik kepada ekonomi, lingkungan, dan sosial.

“BSI bertekad menjadi bank syariah global terbaik berdasarkan penerapan keuangan berkelanjutan dalam hal rasio pembiayaan berkelanjutan dan implementasi CSR, untuk memberikan kemanfaatan kepada masyarakat luas,” ucapnya.

Hingga kuartal III/2024, BSI telah berkontribusi dalam melakukan green activity, di antaranya penyaluran pembiayaan keuangan berkelanjutan mencapai Rp 62,5 triliun. Penyaluran ini didominasi segmen usaha kecil menengah (UKM) atau small medium enterprise (SME) senilai Rp 34,1 triliun, kemudian diikuti segmen mikro Rp 15,1 triliun dan pembiayaan berkelanjutan Rp 6,7 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)