Cegah Kekerasan dan Eksploitasi Daring pada Anak, ChildFund Gelar Program Swipe Safe

MIX.co.id - ChildFund International di Indonesia dan ChildFund Australia berkolaborasi menggelar program Swipe Safe. Program tersebut memungkinkan lebih dari delapan ribu anak dan pemuda dapat mengidentifikasi dan merespon risiko online.

Program Swipe Safe hadir untuk menyikapi fakta tentang eksploitasi seksual dan kekerasan online terhadap anak (Online Sexual Exploitation and Abuse towards Children/OSEAC), yang merupakan masalah kompleks yang menghalangi anak-anak dan kaum muda menggapai potensi mereka.

“Inisiatif Swipe Safe kami kembangkan di Indonesia sejak Januari 2023 di Kupang dan Semarang untuk mencegah kekerasan dan eksploitasi daring pada anak sekaligus menumbuhkan ekosistem yang mendukung keamanan online," terang Reny Haning, Child Protection & Advocacy Specialist ChildFund International di Indonesia, dalam Berdaya Summit 2025: Melindungi Anak & Remaja di Era Digital, pada Juni ini (11/6).

Sementara itu, dikatakan Ansy Damaris Rihi Dara, SH dari LBH Apik NTT, "Di Kota Kupang, belum banyak LSM yang benar-benar peduli dan berfokus pada isu-isu kekerasan dan risiko di ranah daring. Tapi ChildFund International di Indonesia hadir melalui program Swipe Safe, mengajak anak-anak untuk lebih sadar, lebih berani bersuara, dan tidak menjadi 'silent killer' di ruang daring."

Pada kesempatan yang sama, Husnul Maad, Country Director ChildFund International di Indonesia, menambahkan, kajian ChildFund International di Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan bahwa hampir 50% siswa sekolah menengah dan universitas telah melakukan intimidasi terhadap orang lain secara online dan 59% siswa telah menjadi korban perundungan online dalam tiga bulan terakhir. "Berdasar temuan-temuan inilah kami menggagas implementasi Swipe Safe di Indonesia,” ucapnya.

Swipe Safe merupakan inisiatif ChildFund Australia yang dikembangkan di tujuh negara di Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Program ini membangun ekosistem perlindungan anak di ranah daring melalui beberapa empat langkah.

"Pertama, pelatihan keamanan daring untuk anak dan pemuda. Kedua, sesi-sesi pengasuhan daring dan perlindungan anak di dunia online untuk orang tua dan pengasuh," papar Muhammad Nuzul, Swipe Safe Coordinator ChildFund Australia.

Pendekatan ketiga adalah peningkatan kapasitas tenaga perlindungan anak profesional, aparat penegak hukum, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan kepolisian. Keempat, advokasi untuk integrasi sistem modul Swipe Safe ke dalam pendidikan nasional dan kerangka kerja perlindungan anak

"Dalam 2,5 tahun, kami sudah melengkapi lebih dari delapan ribu anak dan pemuda dengan kapasitas untuk mengenali dan merespon risiko online. Untuk memperkuat ini, lebih dari dua ribu orang tua dan pengasuh sudah memiliki keterampilan yang memungkinkan mereka untuk melindungi dan membimbing anak-anak mereka dalam menavigasi dunia digital secara aman," urai Reny.

Meski inisiatif ini hanya berlangsung kurang dari tiga tahun, ChildFund International di Indonesia dan mitra Yayasan Cita Masyarakat Madani serta Yayasan Kesejahteraan Keluarga Soegijapranta telah memastikan keberlangsungannya dan kepemilikan di masyarakat melalui pelatihan fasilitator untuk pemuda, orang tua, guru dan tenaga perlindungan anak. Pada gilirannya, ini mendukung perluasan jangkauan pendidikan keselamatan daring dalam masyarakat.

"Kami juga memperkuat kapasitas 363 tenaga professional di Kabupaten dan Kota Kupang serta Kota Semarang untuk mencegah dan merespon kasus kekerasan dan pelecehan seksual daring terhadap anak," sambung Reny.

Sekolah yang menjadi tempat di mana anak menghabiskan sebagian besar waktunya juga menjadi target intervensi Swipe Safe. Sejumlah 51 sekolah telah terlibat aktif dalam mempromosikan keselamatan daring melalui kolaborasi dengan dan integrasi modul dan prinsip-prinsip keamanan daring ke dalam lingkungan sekolah.

"Di era digital ini, anak-anak sudah aktif di media sosial, namun belum tentu disertai dengan kesadaran atau tanggung jawab dalam literasi digital. Bagaimana cara berinternet yang aman? Bagaimana mereka bisa menjaga privasi? Kami khawatir akan dampak dan risikonya. Melalui kegiatan Swipe Safe, setidaknya para siswa menjadi lebih sadar dan paham mengenai apa yang bisa mereka lakukan untuk berinternet dengan aman," pungkas Leni, Guru BK dari salah satu SMA di Semarang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)