MIX.co.id - Sampai saat ini, sampah masih menjadi masalah sekaligus isu nasional, terutama sampah plastik. Tak heran, jika para pemangku kepentingan menjadikan pengelolaan sampah sebagai program sustainability mereka. Tanpa terkecuali, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Sebagai perusahaan yang berkomitmen terhadap nilai environmental, social, and governance (ESG), Chandra Asri menaruh perhatian besar terhadap permasalahan sampah di Indonesia, khususnya sampah plastik bernilai rendah (low-value). Hal ini disebabkan sampah plastik low-value seperti kantong kresek bekas kerapkali tidak terkelola dengan baik, karena berat jenisnya yang ringan dan dianggap tidak memiliki nilai ekonomi signifikan.
Kurangnya pengelolaan sampah plastik low-value ini mendorong Chandra Asri untuk menginisiasi kemitraan multi-pihak dalam kolaborasi pemanfaatan sampah plastik low-value untuk dijadikan campuran aspal.
Chandra Asri telah menerapkan aspal plastik untuk jalan di pabriknya sendiri di tahun 2018 dengan berkolaborasi bersama anggota ADUPI (Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia) untuk pemenuhan bahan baku cacahan plastik. Sejak itu, Chandra Asri proaktif menjalin kerja sama dengan Pemerintah, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainya untuk melanjutkan program Aspal Plastik untuk Indonesia Asri ini. Hingga tahun 2022, Chandra Asri dan mitra telah mengimplementasikan aspal plastik di sepanjang 78,3 km jalan dengan mengelola lebih dari 650 ton sampah plastik dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Oleh karena itu, memanfaatkan momentum Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Chandra Asri bermitra dengan ADUPI serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut menggelar diskusi bertajuk “Pemanfaatan Sampah Plastik Low-Value Untuk Infrastruktur yang Berkelanjutan”. Pada kesempatan itu, Dihadirkan tiga pembicara pakar, yakni Sekertaris Dinas PUPR Kabupaten Garut Asep Oo Kosasih, Wakil Ketua ADUPI Justin Wiganda, dan Edi Rivai selaku Direktur Legal, External Affairs, and Circular Economy Chandra Asri.
Dalam diskusi tersebut, para pembicara membahas mengenai pemanfaatan sampah plastik kresek yang tergolong low-value dan dapat diolah kembali dalam konsep ekonomi sirkular untuk menjadi aspal plastik. Sebagai bahan baku campuran aspal dengan spesifikasi tertentu, sampah plastik low-value dapat meningkat nilai ekonominya menjadi high-value karena dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Salah satu langkah penting dalam mengimplementasikan aspal dengan campuran sampah plastik low value tersebut adalah kolaborasi dan peran aktif multi pihak untuk mewujudkannya.
Edi Rivai menegaskan, “Melalui momentum peringatan Hari Sampah Nasional ini, kami ingin menekankan kembali pentingnya kolaborasi multipihak untuk mengentaskan permasalahan sampah di Indonesia. Bersama para mitra, kami terus berupaya membangun rantai pasok terbaik untuk mendukung implementasi program aspal plastik sebagai salah satu inisiatif ekonomi sirkular kami. Program aspal plastik ini juga menjadi medium kami untuk memberikan nilai dan mendorong pengelolaan sampah plastik low-value sekaligus membantu pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam penyediaan infrastruktur berkelanjutan bagi masyarakat.”
Berdasarkan penelitian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), penambahan sampah plastik low-value jenis kresek terbukti dapat meningkatkan stabilitas jalan hingga 40%. Salah satu daerah yang telah sukses mengimplementasikan jalan aspal plastik adalah Kabupaten Garut. Berkolaborasi dengan Chandra Asri dan Yayasan Bakti Barito, Pemerintahan Kabupaten Garut berkomitmen untuk menerapkan jalan aspal plastik sepanjang 50 km pada tahun 2022 hingga 2023.
Diungkapkan Asep Oo Kosasih, “Kami menyambut baik terjalinnya sinergi antara Pemerintah dan mitra di sektor swasta untuk bersama-sama menciptakan solusi guna mengurai permasalahan sampah sekaligus membangun infrastruktur yang mumpuni. Program aspal plastik ini dapat meningkatkan efisiensi anggaran pemeliharaan, karena stabilitas jalan yang meningkat hingga 40% sehingga jalan tidak mudah retak dan dapat digunakan lebih lama dibandingkan aspal konvensional. Hal ini sejalan dengan misi Garut untuk mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta kemantapan infrastruktur sesuai daya dukung dan fungsi ruang untuk dapat mendorong percepatan ekonomi, sosial dan budaya.”
Justin Wiganda menambahkan, “Kami melihat potensi yang besar dari sampah plastik low-value jenis kresek, salah satunya dengan dimanfaatkan menjadi bahan baku campuran aspal untuk diterapkan di infrastruktur jalan raya sebagai wujud ekonomi sirkular. Pemanfaatan sampah plastik low-value ini juga dapat meningkatkan jumlah bahan baku daur ulang plastik yang terkumpul, meningkatkan nilai ekonomi sampah plastik dari low-value menjadi high-value, dan membantu memberikan pendapatan lebih bagi Pelapak dan pekerja sektor informal lainnya serta mendorong pertumbuhan industri daur ulang dalam negeri.”