Dulu pasar rakyat identik dengan kumuh, bau, dan sumpek. Itu dulu. Sekarang para pengelola pasar menyadari pentingnya mengelola pusat perekonomian masyarakat ini dengan lebih baik. Lihatlah pasar Koja Baru, Jakarta Utara, yang sejak direnovasi pada 2010 menjadi lebih bersih, terawat, dan tertata dengan baik. Pasar ini bahkan akan dikembangkan menjadi destinasi Belanja Religi mengingat lokasinya yang berdekatan dengan Jakarta Islamic Center. Atau Pasar Mayestik yang memanfaatkan website, media sosial Facebook, Instagram, dan Blog untuk mempertahankan image-nya sebagai pasar tekstil murah dan berkualitas, sekaligus membangun citra sebagai one stop shopping dan destinasi kuliner di Jakarta Selatan.
Lihatlah pula pasar Tayu, Pati, Jawa Tengah, yang memanfaatkan Website untuk menginformasikan harga komoditi terkini. Menurut Kadispendag Pati Riyoso, informasi harga komoditi diperlukan untuk menghindari permainan harga oleh pedagang. “Ke depan kami juga akan bekerjasama dengan bank untuk program e-Retribusi dan e-Parkir. Ini semua demi kemudahan konsumen,” katanya kepada para juri Anugerah Pancawara pada medio September lalu di Jakarta.
Anugerah Pancawara adalah penghargaan yang diberikan Yayasan Danamon Peduli (YDP) kepada para pengelola pasar yang berhasil mengelola, mengembangkan, dan melakukan inovasi untuk kemajuan pasar rakyat di Indonesia. Anugerah ini diberikan untuk mendorong revitalisasi pasar-pasar rakyat di negeri ini.
Menurut Direktur Utama Yayasan Danamon Peduli Restu Pratiwi, yayasan yang bertugas mengimplementasikan program-program tanggung jawab sosial PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. ini fokus menggarap pembenahan pasar rakyat di bawah payung program Pasar Sejahtera (Sehat Hijau Bersih dan Terawat) sejak 2010. Setelah konsisten setiap tahun menjalankan program revitalisasi pasar secara fisik maupun nonfisik, katanya, tibalah saatnya tahun ini YDP memberikan Anugerah Pancawara kepada para pengelola pasar yang dinilai berhasil memelihara nilai-nilai Sejahtera dalam mengelola pasarnya. Restu berharap penerima penghargaan Anugerah Pancawara ini dapat menjadi inspirasi dan role model pengelolaan pasar rakyat yang ber-Standar Nasional Indonesia (SNI).
Ada 13 pasar rakyat dari berbagai daerah di Indonesia yang menjadi calon penerima Anugerah Pancawara pada Forum Inovasi Pasar Rakyat 26 Oktober mendatang. Ke-13 pasar itu adalah Pasar Mayestik (Jakarta Selatan), Pasar Koja Baru (Jakarta Utara), Pasar Flamboyan (Pontianak), Pasar Rejowinangun (Magelang), Pasar Atjeh (Banda Aceh), Pasar Kliwon (Kudus), Pasar Tayu (Pati), Pasar Rakyat Tanggul (Surakarta), Pasar Sindu (Denpasar), Pasar Jamu Nguter (Sukoharjo), Pasar Intaran (Denpasar), Pasar Baru Kuningan (Kuningan), dan Pasar Modern Jasinga (Kabupaten Bogor).
Juri Kukuh S Achmad, Deputi Bidang Penerapan Standard an Akreditas Badan Standarisasi Nasional, menilai para finalis Anugerah Pancawara sudah memahami apa saja yang mesti dilakukan supaya pasar mereka memperoleh standar SNI. Bahkan, beberapa dari pasar melakukan inovasi untuk meningkatkan layanan kepada konsumen, katanya. Kukuh juga mengapresiasi inisiatif YDP mendorong para pengelola pasar untuk saling berbagi pengalaman melalui Forum Inovasi Pasar Rakyat yang akan diselenggarakan bersamaan dengan penyerahan Anugerahan Pancawara.
Selain Kukuh, juri lain pada Anugerah Pancawara ini adalah Ketua Dewan Pembina YDP Bayu Krisnamurthi, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Huzna Zahir, Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara – Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Tri Widodo Wahyu Utomo, dan pengamat pasar rakyat yang juga Senior Editor SWA Media Group Edhy Aruman.