Salah satu kontributor terbesar pemanasan global adalah rusaknya hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2. Tak mengherankan, jika Sustainable Development Goals (SDGs) kembali dicanangkan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk periode 2015-2030, dengan salah satu goal ke-13-nya adalah Perubahan Iklim (Climate Change).
Dampak nyata dari pemanasan global dapat dirasakan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya pulau Jawa yang penduduknya paling padat di antara wilayah pulau-pulau Nusantara lainnya. Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) pun selama ini dikenal sebagai kawasan yang memiliki suhu paling panas. Alhasil, pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden Indonesia No. 24 Tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). Kegiatan (HMPI) pun diperingati setiap tanggal 28 November.
Demi mendukung program pemerintah dan menghadapi isu pemasan global tersebut, Djarum merasa bertanggung jawab untuk turut berpartisipasi mengurangi pemanasan global di wilayah Indonesia. Melalui Djarum Foundation, Djarum menggelar program Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk "Djarum Trees for Life".
Program tersebut merupakan rangkaian kegiatan penghijauan dan pencegahan erosi lahan hijau yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah kegiatan "Menanam Trembesi 1.350 KM Merak – Banyuwangi” yang telah dilaksanakan sejak tahun 2010.
Sampai pertengahan tahun 2015, "Djarum Trees For Life" telah berhasil menanam 36.763 pohon trembesi di sepanjang 1.260 km jalur Pantura, mulai dari Merak di Provinsi Banten hingga Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Pada 17 Desember 2015 nanti, kegiatan "Menanam Trembesi 1.350 KM Merak-Banyuwangi” akan mencapai puncaknya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Pohon Trembesi tersebut diharapkan mampu menyerap 1 juta ton gas CO2 setiap tahunnya. Hal itu selaras dengan tujuan SDGs, yakni memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptasi terhadap bahaya terkait iklim serta bencana alam.
