MIX.co.id - 19 tahun sejak Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dicetuskan, isu sampah plastik masih menjadi masalah besar yang belum teratasi. Sebagaimana terungkap dari hasil Riset Sampah Indonesia 2023 yang dilakukan oleh SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK RI), saat ini total sampah plastik mencapai sekitar 17 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 66,8 persen (kurang lebih 11,5 juta ton)¹ telah berhasil diolah.
Data ini menjadi indikator penting bahwa upaya pengelolaan sampah plastik terus berjalan, namun masih memerlukan perhatian lebih intensif dan pengelolaan yang efektif.
Sekadar mengingatkan, Hari Peduli Sampah dicetuskan usai tragedi bencana longsor gundukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005. Gunungan sampah setinggi 60 meter dengan panjang 200 meter longsor akibat ledakan gas metana yang keluar dari sampah. Akibatnya dua permukiman yang berjarak sekitar 1 Km dari TPA Leuwigajah, yakni Kampung Cilimus dan Kampung Pojok tertimbun dan menewaskan 157 orang.
Tahun ini, dalam peringatan HPSN ke-24, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI mengangkat tema “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif”. Tujuannya adalah mendorong upaya bersama untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia, sebagai manifestasi dari prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan yang memadukan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Conscious Living P&G Melibatkan Konsumen
Tema HPSN ke-24 sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular yang diterapkan dalam program P&G Conscious Living. Program yang telah berjalan sejak 2021 ini merupakan pengumpulan dan pengelolaan sampah kemasan produk P&G untuk didaur ulang menjadi barang bernilai dengan melibatkan publik. Melalui program tersebut, P&G menjadi perusahaan pertama yang bertanggung jawab atas sampah plastik multilayer atau sachet dan HDPE.
President Director P&G Indonesia, Saranathan Ramaswamy menegaskan komitmen perusahaan untuk mendukung pemerintah dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah plastik. Di level konsumsi, P&G Indonesia telah konsisten melibatkan masyarakat dalam pengumpulan dan pengelolaan sampah kemasan plastik.
“Tahun ini, kami bertekad untuk mendorong lebih banyak konsumen berpartisipasi agar jumlah sampah plastik yang berhasil dikelola semakin meningkat, sehingga menciptakan dampak positif yang lebih besar pada lingkungan,” tambahnya.
Sejak dimulai di tahun 2021 hingga Desember 2023, program P&G Conscious Living di provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta telah mengumpulkan sekitar 250 ton sampah plastik. Proses pengumpulan itu melibatkan sekitar 70,000 konsumen dan memberdayakan banyak petugas sampah dari berbagai latar belakang, termasuk ibu rumah tangga, ojek online, dan lainnya.
Pentingnya kolaborasi dalam pengelolaan sampah plastik juga tercermin melalui kerjasama P&G dengan salah satu mitra ritelnya, Super Indo, yang dimulai pada tahun 2022 di Jawa Barat. Seiring dengan keberhasilan dan pembelajaran dari kolaborasi tersebut, P&G dan Super Indo melakukan ekspansi program ke wilayah DKI Jakarta pada awal tahun 2023.
Kolaborasi berbagai pihak seperti yang ditunjukkan P&G Indonesia ini merupakan bentuk tanggungjawab produsen yang sangat diharapkan oleh pemerintah. Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Vinda Damayanti Ansjar menegaskan, konsistensi dan komitmen pihak produsen seperti P&G untuk meningkatkan upaya pengelolaan sampah plastik dan penerapan ekonomi sirkular, sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mencapai lingkungan yang bersih dan sehat.