"Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, khususnya Tujuan ke-15, yakni Kehidupan di Darat, yang bertujuan untuk melindungi, memulihkan, dan mendorong pemanfaatan ekosistem darat secara berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, serta menghentikan dan membalikkan degradasi lahan dan hilangnya keanekaragaman hayati," urainya.
Ditambahkan Ketua Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) Gendis Siti Hatmanti, "Kegiatan Biodiversity Fun Class ini sangat bagus sekali. Sangat bermanfaat untuk anak-anak, karena mengajarkan mereka bagaimana cara menjaga lingkungan dan membuat mereka lebih peduli untuk menjaga kelestarian bumi."
MSIG Indonesia juga berpartisipasi dalam upaya penanaman hutan bakau di Muara Gembong, Bekasi. Mengutip informasi dari Yayasan Sentral Rehabilitasi Mangrove (SRM), keberadaan hutan bakau di pesisir pantai di daerah tersebut terus mengalami penyusutan dan kerusakan akibat seringnya terjadi abrasi. Saat ini, hutan bakau di Kecamatan Muara Gembong tersisa sekitar 600 hektar dari kondisi sebelumnya seluas 10.481,15 hektar dan hampir 350 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Untuk berkontribusi dalam menyelamatkan daerah tersebut dari kerusakan lebih lanjut, MSIG Indonesia menyumbangkan 5.000 pohon bakau untuk ditanam. Kegiatan ini merupakan bagian dari perjalanan perusahaan untuk mencapai net-zero carbon emissions pada tahun 2050.
Diuraikan Wakil Presiden Direktur MSIG Indonesia Bernardus P. Wanandi, hutan bakau menyimpan karbon biru yang dapat menyerap emisi gas rumah kaca, sehingga dapat mengurangi dampak perubahan iklim. Selain itu, hutan bakau tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga untuk masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar ekosistem hutan bakau. "Dengan menanam dan melestarikan hutan bakau, diharapkan dapat mengantisipasi dan mengurangi dampak perubahan iklim yang menjadi perhatian utama perusahaan," harapnya.