KAMPANYE KEBUN GIZI SHARP

The Best Social Campaign

Indonesia’s Best Corporate Social Initiative 2017

Data Global Nutrition Report menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menghadapi masalah kekurangan gizi kompleks. Sementara data Riskesdas 2013, memperlihatkan bahwa 93,5% penduduk usia sepuluh tahun ke atas memiliki perilaku kurang mengonsumsi buah dan sayur. Tingkat konsumsi buah dan sayur per kapita berturut-turut hanya 34,55 kg/tahun dan 40,35 kg/tahun.

Fakta itulah yang mendorong PT Sharp Electronics Indonesia untuk menggelar program Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk “Kebun Gizi Sharp”. Program yang digelar pada Agustus 2016 tersebut ditujukan untuk meningkatkan pola konsumsi sayuran—guna memenuhi kebutuhan gizi masyrakat.

Target utama program “Kebun Gizi Sharp” adalah ibu-ibu kader Posyandu RT 04/RW 02, Dusun Pejaten, Desa Sirnabaya, Karawang, Jawa Barat. Mereka diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitarnya. Tepatnya, menjadi sosok yang turut menyebarkan kebiasaan menyediakan sayuran ke dalam menu makanan sehari-hari di keluarga.

Sharp menggandeng organisasi nirlaba Rumah Zakat untuk melakukan edukasi kepada kaum ibu—terutama ibu-ibu kader Posyandu—tentang pentingnya bercocok tanam sayur sekaligus menyediakan sayuran ke dalam menu makanan sehari-hari keluarga. Adapun lahan percontohan yang dijadikan Kebun Gizi Sharp dipinjam dari pekarangan kosong milik warga—agar masyarakat merasa ikut memiliki kebun ini dan terjalin engagement dengan program Kebun Gizi.

Setelah menentukan lahan pekarangan yang akan digunakan untuk program Kebun Gizi, tim Sharp dan Rumah Zakat membangun greenhouse serta instalasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique), menyediakan bibit tanaman, hingga pelatihan hidroponik untuk masyarakat dan pendampingan secara rutin oleh fasilitator. Adapun materi pelatihan yang diberikan adalah cara menumbuhkan tanaman dengan metode hidroponik NFT, cara menumbuhkan tanaman dengan metode wich system dan penggunaan botol bekas sebagai media tanam, serta cara perawatan tanaman dan panen yang baik dan benar.

Sharp mengklaim program ini berhasil. Pada September 2016, Kebun Gizi Sharp memanen hasil untuk pertama kalinya. Berikutnya, pada setiap bulan, Sharp dan warga menamen hasil sayuran dari program Kebun Gizi Sharp. Sayuran yang dipanen antara lain, Pakcoy Hibrida, Selada Merah, Sawi, Bayam Merah, Kangkung, dan Caisin.

Program dengan budget Rp 80 juta ini, menurut Sharp, berhasil menciptakan publisitas yang memuaskan, menghasilkan pemberitaan sebanyak 45 artikel. Sementara itu, warga sebagai pemangku kepentingan program ini juga terlihat sangat antusias dan mengapresiasi program Kebun Gizi Sharp. Sharp mengkalin Return of Investment (ROI) dari program ini mencapai 2267,16 %.

Parameter sukses lainnya adalah perubahan kebiasaan wanita di dusun tersebut yang kini memiliki kegiatan positif berupa merawat kebun gizi, memanen sayuran, dan membagi-bagikannya kepada warga dusun secara gratis. Secara perlahan, program tersebut diharapkan mampu mengubah gaya hidup masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi sayuran.

Multiple effect-nya, program tersebut diduplikasi oleh warga dengan cara ikut menanam sendiri di rumah mereka hanya dengan menggunakan limbah plastik berupa bekas wadah air mineral. Secara tidak langsung program tersebut berkontribusi terhadap pengurangan limbah plastik (Reuse). Dinas Pertanian Kabupaten Kerawang mengapresiasi program Kebun Gizi Sharp, dan menjadikannya sebagai program percontohan bagi perusahaan lainnya.

Juri Yanti Triwadiantini, Associate Sustainability Adviser at Indonesia Business Link (IBL), dan Chair Board of Trustees ASEAN CSR Network menilai kampanye Kebun Gizi Sharp sebetulnya berskala kecil. Namun demikian, katanya, kampanye ini berpotensi mengubah perilaku targetnya. “Program ini punya long term impact karena bicara behavior,” tutur Yanti. Indira Abidin menilai program ini merupakan community development yang produktif. Amplifikasinya, katanya, ditujukan untuk promosi, bukan untuk pemberdayaan atau engagement. Sedangkan M. Gunawan Alif menilai program ini sebetulnya tidak terlalu relevan dengan bisnis Sharp. “Tapi program ini didampingi,” katanya. (Dwi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)