Komitmen Pacific Place Jakarta di Program Bank Sampah

pp

Sejalan dengan misinya menjadi perusahaan yang ramah lingkungan, Pacific Place Jakarta melalui Pacific Place Care for Community akhir Oktober 2016 ini kembali menggelar program Corporate Social Responsibility (CSR) terkait bank sampah. Pada kesempatan itu, Pacific Place Jakarta mendukung program Bank Sampah dalam bentuk pendampingan sekaligus pelatihan.

Dijelaskan Nanny Kurniawan, HR & GA Manager PT Pacific Place Jakarta, dukungan Pacific Place terhadap program Bank Sampah bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Pacific Place Jakarta telah melakukan pendampingan terhadap Bank Sampah di wilayah Kelurahan Senayan, Jakarta, selama satu tahun. “Begitu mereka kami anggap mandiri, maka mereka kami lepas untuk melanjutkan program bank sampah di kemudian hari,” ujarnya.

Tahun 2016 ini, dilanjutkan Nanny, Pacific Place Jakarta memilih Bank Sampah Kelurahan Selong, Kebayoran Baru-Jakarta. Pada program pendampingan dan pelatihan yang akan berjalan selama satu tahun itu, tim Pacific Place Jakarta bersama tim Bank Sampah Kelurahan Selong—yang menamakan diri mereka Lavender—akan secara aktif menggelar berbagai kegiatan. Mulai dari mengedukasi dan mengajak masyarakat sekitar untuk memilah sampah, mendaur ulang, hingga memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai jual atau memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

“Nasabah di program bank sampah ini tidak hanya orang dewasa seperti ibu-ibu, tetapi anak-anak pun kami edukasi untuk menjadi nasabahnya. Dengan demikian, kesadaran untuk memelihara lingkungan dan memanfaatkan sampah di sekitarnya sudah ditanamkan sejak dini. Harapannya, perilaku positif itu dapat menjadi budaya baru bagi mereka,” harap Nanny, yang menyebutkan bahwa tahun ini Pacific Place Jakarta akan menambah satu pendampingan program bank sampah di wilayah Kebayoran Baru, Jakarta.

Diakui Nanny, dukungan Pacific Place Jakarta terhadap program Bank Sampah di wilayah Jakarta tak lepas dari tingginya volume sampah di Jakarta. Per harinya, volume sampah di Jakarta mencapai 6.000 hingga 6.500 ton. Bahkan, jumlah tersebut diprediksi akan meningkat menjadi 8.000 ton per hari dalam lima tahun ke depan. “Masalah sampah bukan hanya masalah pemerintah. Namun, pihak swasta seperti kami dan masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam program pengelolaan sampah, antara lain lewat program bank sampah,” ucapnya.

Program bank sampah saja ternyata ditidaklah cukup. Sebab, produk-produk bernilai jual—yang merupakan hasil dari pengelolaan sampah—seperti tas, dompet, vas bunga, dan sebagainya terhambat pada masalah pemasaran. Oleh karena itu, Pacific Place Jakarta mencoba memberikan solusi lewat tawaran channel pemasaran.

Nanny mencontohkan, pada program “Indonesia Creative Exhibition” yang digelar Pacific Place Jakarta bersama Dompet Dhuafa di tahun 2016 ini, para UKM—termasuk tim Bank Sampah yang memproduksi hasil kerajinan dari sampah—diberikan area untuk memamerkan produk-produk mereka. “Ke depannya, kami akan membantu mereka terkait pemasaran produk-produk UKM maupun produk-produk dari program Bank Sampah,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)