Lima dekade (50 tahun) hadir di Indonesia, produsen cat premium Mowilex senantiasa memiliki tanggung jawab sosial terhadap tiga segmen, yakni konsumen, karyawan, dan shareholder--termasuk masyarakat. Salah satunya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang melibatkan karyawan sebagai sukarelawan.
Dijelaskan Niko Safavi, President Director Mowilex Indonesia, "Program (CSR) sudah sejak lama kami lakukan. Bahkan, CSR ini sudah menjadi DNA untuk Mowilex. Itu sebabnya, program seperti ini kami gelar secara berkelanjutan."
Setelah menggelar CSR di kawasan RPTRA untuk mendukung program Kota Ramah Anak, tahun ini Mowilex tergerak untuk mendukung kesetaraan dan keberagaman, khususnya kaum difabel dengan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan seperti Pemerintah Kelurahan Sudin Sosial Jakarta Timur, Yayasan Dwituna Rawinala, Karyawan Mowielx Indonesia, awak media, dan blogger.
"Kegiatan CSR ini bertujuan untuk mengadvokasikan kesetaraan akan akses bagi kaum difabel, khususnya di kawasan Jakarta Timur. Data memperlihatkan bahwa panti difabel masih sangat terbatas secara fasilitas dan persebarannya di Indonesia. Padahal terdapat 3.838.985 kaum difabel yang membutuhkan tempat yang ramah dan layak," ucapnya.
Aksi kepedulian dengan sesama yang dilakukan Mowilex tersebut digelar mulai 13 Juli 2019 hingga 15 hari ke depan di Panti Dwituna Rawinata, Jakarta Timur. Pada kesempatan itu, 120 karyawan Mowilex terlibat melakukan pengecatan di Panti Dwituna Rawinata. Tak kurang 500 liter cat Mowilex akan digunakan untuk kegiatan tersebut. Cat yang dipilih adalah warna krem, merah, dan putih. Hal ini sesuai permintaan penghuni panti yang difabel dan tidak bisa melihat agar membantu mereka beraktivitas.
"Selain itu, kami juga memberikan donasi senilai Rp 28 juta. Donasi itu kami peroleh dari sumbangan seluruh karyawan Mowilex. Program seperti ini akan kami gelar di empat panti lainnya di Malang, Semarang, Bali, dan Jogja, hingga Agustis mendatang," tambah Suratman, Head of CSR Program Mowilex, pada hari ini (20/7), di Jakarta.
Sementara itu, dikatakan Dwihardjo Sutarto, Chairman of Executive Board Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala, saat ini di panti Dwituna Rawinata ada 20 anak-anak difabel yang tinggal di asrama dan ada 11 orang dewasa yang tinggalnya di sekitar panti. Di asrama, ada 17 pengasuh yang menjaga anak-anak 1x24 jam. Mereka sekolah di sini untuk tujuan kemandirian," paparnya.