Sejak Sabtu pagi (14/11), tak kurang dari 80-an penggowes asal Jakarta dan Yogyakarta tampak bersiap menempuh rute Prambanan ke Desa Sapu Angin Merapi, Tegal Mulyo, Klaten, Yogyakarta. Rombongan yang sebagian berasal dari Universitas Budi Luhur itu, tampak bersemangat menggowes medan terjal sepanjang 27 kilometer menuju lereng Gunung Merapi.
Di bawah bendera Budi Luhur Cycling Community, hari itu digelar program "Bycicle Journey and Charity". Dikatakan Ketua Badan Pengurus Harian Yayasan Budi Luhur Cakti Kasih Hanggoro MBA, program tersebut sudah digelar sejak tahun 2012. "Sebenarnya, cikal bakal Budi Luhur Cycling Community sudah ada sejak tahun 2004. Selanjutnya, tahun 2010, komunitas ini kami resmikan lewat program Bike to Campuss. Kami berharap lewat program tersebut tercipta gerakan sepedanisasi menuju kampus, hingga meminimalisir penggunaan motor menuju kampus," tutur Kasih Hanggoro.
Diakui Kasih, program komunitas berbalut aksi sosial itu rutin digelar setiap tahunnya. Pada tahun 2015 ini, ada tiga lokasi kegiatan yang sudah digelar Budi Luhur Cycling Community. Ketiganya adalah Padang, Gunung Bunder, dan ditutup di daerah Klaten-Yogyakarta.
"Pada kesempatan ini kami memberikan donasi berupa sembako, alat tulis, dan benih tanaman. Ada dua panti asuhan yang kami kunjungi untuk penyaluran donasi, yakni Kartini 2 dan Al-Munir serta panti asuhan Baiturrahman Desa Gumul. Termasuk, memberikan sembako dan benih tanaman kepada penduduk Desa Sapu Angin Merapi," lanjut Kasih, yang menyebutkan bahwa komunitas menjadi cara Universitas Budi Luhur dalam menjalin emotional relationship dengan seluruh stakeholder, seperti karyawan, mahasiswa, alumni, dan masyarakat.
Pada kegiatan di Klaten itu, tak hanya anggota Budi Luhur Cycling Community--yang terdiri dari mahasiswa, karyawan, dan alumni Universitas Budi Luhur--yang turut serta. Pada saat itu, komunitas setempat juga dilibatkan. Antara lain, Komunitas 69-ers, Lombok Abang Cycling Community, dan komunitas JPG (Jalur Pipa Gas).
Ditambahkan Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D, Rektor Universitas Budi Luhur, setiap kegiatan komunitas dan CSR (Corporate Social Responsibility) Universitas Budi Luhur senantiasa berangkat dari filosofi cerdas dan berbudi luhur. "Itu artinya, kami harus kuat dalam kompetensi maupun karakter. Oleh karena itu, kami berupaya mengemas program komunitas dengan kegiatan CSR, sehingga kami bisa sehat dan bermanfaat," tuturnya.
Tak hanya komunitas pesepeda, komunitas hobby lainnya juga dihadirkan di Universitas Budi Luhur. Sebut saja, Komunitas Skateboard, film, fotografi, skuters, hingga panjat tebing. Menurut Prof. Suryo, lewat kegiatan dari berbagai komunitas, Universitas Budi Luhur dapat men-share dan menularkan sejumlah value Budi Luhur.
"Universitas Budi Luhur senantiasa memberikan kanal atau saluran dari setiap passion maupun hobby yang dimiliki mahasiswa. Mulai dari kanal berkuda, sepeda, panjat tebing, dan sebagainya. Kalau mereka senang, maka saluran itu akan menjadi saluran berbudi luhur dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar, yang notabene menjadi value kami," ungkap Prof. Suryo.
Diakuinya, ada empat kekuatan sekaligus value yang selalu diusung Universitas Budi Luhur, baik dalam pembuatan kurikulum maupun dalam setiap kegiatan komunitas dan CSR. Empat kekuatan itu adalah kuat di head (cerdas), hand (terampil), hearth (bersih hati), dan health (sehat). "Untuk itu, kami akan terus dukung komunitas ini di tahun-tahun ke depannya," tutup Prof. Suryo.