Schneider Electric, perusahaan global di bidang pengelolaan energi, menyelengarakan kompetisi di kalangan mahasiswa global untuk menciptakan solusi efisiensi energi di perkotaan. Kompetisi bertajuk “ Go Green in the City 2016” ini sekaligus menjadi program corporate social responsibility (CSR) Schneider dalam upaya mewujudkan smart cities.
Country President Schneider Electric Indonesia Riyanto Mashan menjelaskan, maraknya era digitalisasi membutuhkan energi yang sangat besar. Pada tahun 2020 diprediksi aka nada 50 miliar perangkat yang saling terkoneksi melalui internet . Demikian pula dengan arus industrialisasi yang dipercaya akan menyerap energi 50% lebih besar di tahun 2050.
Seluruh fenomena ini terpusat di perkotaan, dimana penggunaan energi di perkotaan akan meningkat pesat. Diperlukan sinergi penggunaan energy yang efisien dan cerdas sehingga perkotaan dapat tetap memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
“Berangkat dari fenomena tersebut, dibutuhkan sebuah ekosistem yang saling mendorong lahirnya solusi-solusi cerdas dalam memaksimalkan efisiensi energi. Mahasiswa adalah bagian penting dari ekosistem ini untuk menghasilkan ide-ide baru yang membuka peluang bagi pengkonsumsian energi secara lebih cerdas dan efisien, khususnya di perkotaan,” jelas Mashan.
Kompetisi “Go Green in the City” merupakan branding Scheneider yang menyasar ke kalangan mahasiswa di tingkat sarjana dan paska sarjana global. Event tahunan ini telah digelar di Indonesia sejak 2013. Pesertanya adalah tim yang terdiri dari dua orang, dimana salah satunya harus wanita. Setiap peserta wajib mengirimkan satu studi kasus yang mengilustrasikan ide solusi pengelolaan energi inovatif dengan berfokus pada salah satu dari empat topik kompetisi, yakni strategi dan teknologi, produk reuse dan recycle, EcoDistrict MicroGrid, dan Low Tech Lab.
Menurutnya, minat mahasiswa Indonesia terhadap kompetisi sangat tinggi. Bahkan, tahun ini Indonesia merupaan negara dengan pendaftar terbanyak, yakni 229 tim. Setelah melalui seleksi oleh tim juri dari Kementerian ESDM dan pihak universitas, terpilih 9 tim sebagai finalis. Pada babak final, akhirnya tim Scarf dari Universitas Indonesia meraih juara dengan materi konsep “Droplock Turnstile Gate”.