MIX.co.id - Data Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengungkapkan, jumlah pelaku UMKM di Indonesia hingga Mei 2025 tercatat mencapai 57 juta unit usaha, termasuk jenis usaha Ultra Mikro (UMi). Dari total tersebut, 64,5% atau sekitar 37 juta unit usaha di antaranya dikelola oleh perempuan.
Meskipun memiliki kontribusi yang signifikan, wirausaha ultra mikro perempuan masih menghadapi berbagai tantangan struktural, terutama dalam hal akses terhadap permodalan, pendampingan usaha, serta pemanfaatan teknologi digital. Saat ini, baru sekitar 12% UMKM yang telah sepenuhnya mengadopsi teknologi digital dalam operasional mereka.
Oleh karena itu, perusahaan global di sektor pertambangan dan metalurgi asal Prancis, Eramet, berkolaborasi dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) meluncurkan program LAKSMI (Langkah Aksi Kapasitas Sosial Mikro untuk Inklusi), pada hari ini (24/6), di Jakarta.
Inisiatif itu merupakan bagian dari program global Women for Future milik Eramet, yang telah berhasil diimplementasikan di berbagai negara tempat Eramet beroperasi guna mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan.
Di Indonesia, inisiatif tersebut difokuskan untuk memperkuat kapasitas wirausaha perempuan, khususnya di Jakarta dan Ternate dengan menggandeng YCAB – organisasi nirlaba yang berfokus pada pemberdayaan pemuda dan perempuan melalui program pendidikan, dukungan ekonomi, dan inklusi digital.
“Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap pembangunan ekonomi yang inklusif melalui program Eramet Beyond, kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan memiliki peran sentral dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang lebih kuat dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi ini, kami berharap program ini dapat menjawab tantangan kompleks yang dihadapi perempuan pemilik UMKM, seperti keterbatasan akses ke mentor, modal, jaringan, serta ekspektasi sosial,” ungkap CEO Eramet Indonesia Jérôme Baudelet.
Dengan tingginya jumlah wirausaha perempuan, Jérôme menyampaikan harapannya agar kolaborasi melalui program LAKSMI dapat membantu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi wirausaha perempuan, sekaligus memperkuat kapasitas dan pemberdayaan mereka di seluruh Indonesia.
Pada tahap awal, program LAKSMI akan memberikan pelatihan literasi keuangan dan pemasaran digital secara daring kepada 600 wirausaha perempuan ultra mikro di Jakarta dan Ternate. Di akhir program, sebanyak 75 peserta yang terpilih nantinya menerima hibah masing-masing senilai US$500 atau setara Rp8 juta. Dana tersebut ditujukan untuk mendukung pengembangan usaha secara berkelanjutan. Proses seleksi dilakukan berdasarkan sejumlah indikator, seperti peningkatan pengetahuan, partisipasi aktif, keterampilan digital, dan komitmen dalam mengembangkan usaha.
Sekretaris Jenderal YCAB Foundation Adelle Odelia Tanuri menyambut baik hadirnya kolaborasi dengan Eramet melalui kegiatan program LAKSMI. Program tersebut, menurutnya, sangat sejalan dengan misi YCAB Foundation untuk memperkuat peran perempuan dalam ekonomi. “Kami percaya pemberdayaan ekonomi perempuan bukan sekadar soal penghasilan, melainkan tentang menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Perempuan yang berdaya akan memberikan dampak langsung pada anak-anak mereka, memperkuat keluarga, dan membangun komunitas yang lebih tangguh. Dari situlah perubahan dimulai, dan rantai kemiskinan bisa diputus,” ucap Adelle.
Dalam sambutannya, Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi YCAB. Ia mengatakan saat ini pemerintah memiliki komitmen besar untuk memprioritaskan UMKM termasuk yang dikelola kelompok perempuan sebagai ikhtiar untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.
“Untuk itu, kami mengapresiasi program LAKSMI yang diinisiasi oleh YCAB dan semua pihak yang telah bersinergi dan berkolaborasi dalam kegiatan ini. Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa kemitraan perusahaan swasta dan organisasi yang strategis bisa memberikan dampak nyata bagi masyarakat Indonesia dalam memperkuat peran UMKM khususnya Pengusaha Mikro Perempuan,” pungkas Maman.