Inisiatif Frisian Flag dan Pergizi Pangan Cegah Gizi Buruk di Indonesia

Gizi buruk masih menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi Indonesia. Merujuk data Riskesdas 2018, prevalensi Gizi Kurang di Indonesia mencapai17,7%. Sementara itu, padaibu hamil, masalah anemia masih menjadi ancaman, dengan prevalensi48,9%.

Kendati demikian, Indonesia tercatat telah mampu menekan angka gizi buruk pada balita. Masih merujuk pada studi yang sama, proporsi status gizi sangat pendek dan pendek pada balita pada tahun 2013 menncapai 37,2%. Angka itu sanggup turun menjadi 30,8% pada tahun 2018.

Komitmen pemerintah Indonesia untuk melakukan percepatan perbaikan gizi di Indonesia masih berlanjut hingga sekarang. Lantaran, memperbaiki gizi, mengurangi kelaparan dan kemiskinan, serta mencapai kehidupan yang sehat dan sejahtera, menjadi sejumlahtarget penting dari Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), yang notabene menjadi kesepakatan pembangunan global, termasuk Indonesia.

Dijelaskan Marketing Director Consumer Dairy Frisian Flag Indonesia Felicia Julian, “Masalah kekurangan gizi masih menjadi salah satu isu penting yang dihadapi masyarakat Indonesia. Masalah ini bukan hanya berpengaruh pada kesehatan, tetapi juga memicu tantangan bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM)Indonesia. Mengingat, hal itu berdampak jangka panjang masalah gizi yang berpengaruh buruk pada kualitas hidup, produktivitas, dan ekonomi bangsa.”

Frisian Flag Indonesia—salah perusahaan susu di Indonesia yang menyediakan produk bernutrisi untuk anak-anak dan keluarga antara lain melalui merek Frisian Flag, Friso, dan Susu Bendera—memutuskan untuk ikut berperan dalam mencapai targetpemerintah menuju SDG.

Salah satu bentuknya adalahFrisian Flag berkolaborasi dengan Pergizi PanganIndonesia memformulasikan produk gizi berkualitas dan terjangkau untuk keluarga, yaitu susu bubuk Frisian Flag Kompleta, yang resmi diluncurkan pada hari ini (3/9), di Jakarta.

Kehadiran produk baru itu, lanjut Felicia,menjadi wujud komitmen Frisian Flagdalam upaya berkontribusi positif bagi masyarakat Indonesia. “Mengusung visi ‘Nourishing by Nature’ melalui ketersediaan gizi berkualitas, Frisian Flag Kompletadiharapkan dapatmembantu pemerintah dalam menciptakan SDMunggul dan mencapai target SDG pada 2030, dimulai dari membangun keluarga yang sehat dan kuat,” harapnya.

DitambahkanKetua Umum Pergizi PanganIndonesiaProf. Dr. Hardinsyah, MS, Produk baru ini kami hadirkan dengan memenuhi tiga kriteria. Pertama, produk harus memenuhi regulasi pemerintah. Kedua, produk memiliki inovasi untuk menjawab permasalahan yang dibutuhkan masyarakat. Ketiga, produk ini dapat mematahkan mitos bahwa produk berigizi seperti susu tidak terlalu mahal, tapi dapat diperoleh dengan harga terjangkau.”

Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk menjawab permasalahan gizi, Frisian Flag Kompleta hadir dengan kalsium yang tinggi, sumber protein, vitamin A, vitamin B12, asam folat, vitamin D, zat besi, zink dan magnesium, serta 10 vitamin dan mineral penting lain. “Frisian Flag Kompleta memiliki kandungan energi 5%, gula total 1,9%, lemak 4%, lemak jenuh 8%, dan natrium 5%,” urai Prof. Hardiansyah.

Dalam rangkaian peluncuran produk baru tersebut, Frisian Flag bersama Pergizi Pangan Indonesia menggelar inisiatif#IndonesiaSIAP. Dijelaskan Prof. Hardiansyah, SIAP merupakan kependekan dariSadar Gizi, Inisiatif, Aktif, dan Peduli. Pada fase Sadar Gizi, dilakukan upaya untuk menumbuhkan tingkat kesadaran dan literasi gizi di masyarakat. Selanjutnya, pada fase Inisiatif, masyarakat didorong untuk memiliki komitmen kepada diri mereka sendiri untuk melakukan perbaikan agar tercapai hidup sehat. Setelah sadar gizi dan memiliki inisiatif, fase berikutnya adalah Aktif, dimana masyarakat didorong untuk aktif bergerak dan aktif menerapkan gaya hidup sehat. Pada fase terakhir, Peduli, masyarakat didorong untuk peduli kepada diri sendiri dan orang lain di lingkungan sekitar agar turut serta untuk sadar gizi dan hidup sehat.

Inisiatif #IndonesiaSIAP dikemas melalui kegiatan edukasi dan literasi gizi kepada15.000 keluarga Indonesia di 15 kota/kabupaten serta 128 titik edukasi. “Objektif dari #IndonesiaSIAP adalah meningkatkan pemahaman ibu tentang ISI PIRINGKU, sumber pangan bergizi serta gaya hidup sehat dan aktif. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan kapasitas ibu sebagai agen perubahan dalam keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga serta mewujudkan perilaku hidup sehat dan aktif,” tutup Prof. Hardinsyah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)