Demi memulihkan ekonomi akibat pandemi, pemerintah berinisiatif menggelar program Kartu Prakerja. Tak tanggung-tanggung, tahun ini, pemerintah kembali menetapkan anggaran program yang sama dengan tahun lalu, yakni Rp 20 triliun.
Diungkapkan Rudy Salahudin, Deputi IV Kementerian Koordinator Perekonomian, Program Kartu Prakerja memiliki dua misi, yakni untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan membantu daya beli masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
“Program Kartu Prakerja ini sendiri masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada kelompok perlindungan sosial,” tandasnya dalam Dialog Publik bertema ‘Perkembangan Program Kartu Prakerja’ yang digelar KPCPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional), pada Maret ini (10/3).
Pada 2020, ada 12 gelombang Kartu Prakerja yang telah dikeluarkan, yang menjangkau 514 Kabupaten/Kota di Indonesia. Jumlah penerima SK Kartu Prakerja mencapai 5,9 juta, dengan menjangkau masyarakat difabel, kabupaten tertinggal, lulusan SDSMP, masyarakat lansia, mantan TKI, serta masyarakat yang tidak memiliki rekening bank. “Ini salah satu keberhasilan program Kartu Prakerja 2020,” klaimnya.
Diimbuhkan Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, merujuk hasil survei BPS, pada 2020, sebanyak 88,9% penerima kartu Prakerja mengatakan keterampilan kerja mereka meningkat dan 81% penerima bantuan memanfaatkan intensif sebesar Rp 600 ribu tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Yumna Via Hasiany, Peserta Kartu Prakerja Gelombang 2, bercerita tentan pengalamannya mengikuti program Kartu Prakerja. “Saya mengikuti program Kartu Prakerja di Maret-April 2020. Alhamdulillah, Juni 2020, saya sudah mendapat pekerjaan di bidang IT. Pelatihan ini berguna sekali, karena yang saya ambil benar-benar bisa saya terapkan di dalam pekerjaan saya saat ini. Pekerjaan saya saat ini di bidang programing web yang sesuai dengan pelatihan yang saya ambil,” kisahnya.
Untuk 2021, desain program Kartu Prakerja serupa dengan 2020, yakni biaya pelatihan Rp 1 juta, insentif Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan, an insentif survei Rp 150 ribu untuk tiga kali survei. Pelaksanaannya pun masih dilakukan secara online. Adapun ekosistem Kartu Prakerja meliputi 5 mitra pembayaran, yakni 7 platform digital, 165 lembaga pelatihan, 4 institusi pendidikan, dan 3 portal lowongan kerja.
“Kami terus menambah Lembaga pelatihan. Tentunya penambahan ini setelah mengikuti aturan yang berlaku. Kemudian, 165 lembaga pelatihan ini juga menyediakan 1.700 pelatihan. Program Kartu Prakerja pun berusaha mencocokkan pelatihan dengan lowongan yang ada di lapangan,” tutur Denni.