MIX.co.id - Tahun ini, Jalin Foundation kembali melanjutkan inisiatif "Meatless Monday Indonesia" (MMI). Inisiatif berkelanjutan telah digelar di global pada 2003 dan di Indonesia sejak akhir 2021. Melalui inisiatif itu, Jalin Foundation mengajak masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat urban usia produktif, untuk mengurangi konsumsi daging demi kesehatan mereka dan keberlangsungan planet bumi.
Dituturkan Andi Reski Aprianti dari Meatless Monday Indonesia, yang akrab disapa Ekki, pada hari ini (28/8), di Jakarta, inisiatif ini hadir karena ada beberapa permasalahan penyakit tidak menular yang cukup tinggi, termasuk masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang adanya keterkaitan antara makanan yang dipilih dengan lingkungan. "Inisiatif ini dihaditkan juga agar pangan lokal lebih dikenal dan dikonsumsi masyarakat lokal," ucapnya.
Target utama dari inisiatif Meatless Monday Indonesia adalah masyarakat urban berusia produktif, 18-45 tahun yang memiliki kecenderungan makan daging berlebihan. "Tahun ini, kami fokus ke remaja. Oleh karena itu, kami berpartisipasi pada kegiatan Parara Youth World Month yang diselenggarakan hari ini (28/8) di Parara Ethical Store & Café, Kemang, Jakarta Selatan," lanjutnya.
Dalam kegiatan bertajuk “Solidaritas Antar-Generasi: Nusantara Berkelanjutan“ itu, Jalin Foundation dengan Konsorsium Panen Raya Nusantara (Parara) memberikan pemahaman lebih dalam mengenai gerakan Meatless Monday di Indonesia, termasuk apa saja yang sudah dilakukan dan agenda ke depannya.
Pada kesempatan itu, ia juga menekankan bahwa MMI sebagai bagian dari gerakan global Meatless Monday yang telah dilakukan di 40 Negara bisa diikuti oleh remaja untuk mulai sadar terkait pola hidup sehat dan berkelanjutan.
Kegiatan yang didukung oleh 50 lembaga itu juga menghadirkan Talkshow bertajuk “Pentingnya Transformasi Dalam Sistem Pangan Untuk Generasi Muda”. Dalam paparannya, Ekki menekankan bahwa konsep utama yang diusung MMI adalah mendorong orang untuk mengurangi konsumsi daging (daging merah, unggas, seafood, dan produk susu) dan memperbanyak konsumsi sayur, buah, dan kacang-kacangan. Adapun Hari Senin dipilih karena dianggap sebagai awal minggu yang ideal untuk memulai perubahan dan kebiasaan baru.
“Inilah yang membedakan gerakan MMI dari gaya hidup vegetarian atau vegan. MMI pun tidak bertujuan untuk sepenuhnya menghapus konsumsi daging, melainkan hanya menguranginya dalam satu hari dalam seminggu,” jelas Ekki.
Lebih lanjut, dalam Talkshow ini diungkapkan juga beragam manfaat dari tidak mengkonsumsi daging dan turunannya sehari dalam seminggu. Manfaat bagi tubuh, lanjut Ekki, tentunya dapat mengontrol kolesterol, memperbaiki pencernaan, mengontrol berat badan, memperkuat imunitas tubuh, dan membantu mengurangi risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) lainnya.
Di luar manfaatnya bagi tubuh, gerakan MMI juga mempunyai peran penting dalam melestarikan sumber daya alam dan memerangi perubahan iklim. Dia pun berharap, MMI dapat mempromosikan keanekaragaman pangan nabati lokal sebagai bagian dari misi mendorong kebiasaan makan yang lebih sehat dan kelestarian lingkungan.
Dalam mengkampanyekan MMI, diterangkan Ekki, melibatkan remaja di Indonesia untuk menjadi Meatless Monday Warrior. Remaja berusia 18-25 tahun diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan mengajak anak-anak muda untuk mengukuti gerakan MMI. Meatless Monday Warrior telah hadir sejak Juni 2024 dan akan berlanjut ke depannya.
"Untuk mengkampanyekan inisiatif atau gerakan MMI, kami sudah melakukan berbagai kegiatan sejak 2022, termasuk menggelar roadshow ke berbagai kota, sepetti kampus di Yogyakarta. Ke depan, kami tengah menjajaki kerja sama dengan partner di kawasan, seperti Dinas Pendidikan DKI Jakarta, untuk menggelsr roadshow ke SMA, SMK, dan sekolah sederajat. Tak hanya offline, inisiatif MMI juga dilakukan melalui platform online, seperti media sosial," urainya.
Hasilnya, sejak 2022, inisiatif itu telah menjangkau 5 juta orang melalui platform media sosial dan menjangkau lebih dari 2.000 remaja secara offline.