Inisiatif Sarihusada Kembangkan Peternak dan Koperasi Lokal

MIX.co.id - Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, jumlah rata-rata konsumsi susu di Indonesia mencapai 16,27 kg/kapita/tahun pada tahun 2020. Rendahnya tingkat konsumsi susu di Indonesia disebabkan terbatasnya populasi sapi perah di Indonesia yang menyebabkan rendahnya produksi susu segar.

Untuk itu, Sarihusada berkomitmen untuk menghadirkan produk susu yang berkualitas, namun juga mudah dijangkau masyarakat. Hal itu diwujudkan lewat berbagai inisiatif, termasuk dalam hal pengembangan peternak dan koperasi lokal.

Diungkapkan Ratih Anggraeni, Head of Climate & Stewardship Danone Indonesia, Sarihusada berkomitmen untuk menjadikan susu sebagai pangan bernutrisi yang mudah dijangkau masyarakat. Hal ini dapat tercapai dengan berbagai upaya dan adaptasi yang berfokus pada pengembangan peternak dan koperasi susu lokal juga inovasi dalam pemeliharaan sapi.

“Untuk meningkatkan kapasitas peternak dan koperasi susu, Sarihusada menerapkan praktik peternakan yang baik atau good dairy farming practice, serta melakukan inovasi pakan baru, yaitu rumput Gama Umami dan mengujicobakan jenis sapi baru, yakni sapi jenis Jersey dengan susu yang mengandung lemak dan protein yang lebih tinggi. Kami juga melakukan sistem digitalisasi agar para peternak dapat lebih mudah dalam melakukan pendataan tentang kondisi sapi dan produksi susu mereka," terang Ratih.

Peningkatan kapasitas yang dilakukan dalam aspek praktik peternakan yang baik, meliputi pengelolaan peternakan sapi perah dan pakan ternak, kesejahteraan hewan, pengelolaan susu segar, biogas, dan perekaman data ternak dan produksi susu secara digital. Inisiatif Sarihusada dalam mengenalkan jenis sapi Jersey, yakni ras sapi perah Inggris berwarna coklat, yang diharapkan lebih toleran dengan suhu di kawasan tropis. Umumnya, peternak Indonesia terbiasa dengan sapi Friesian Holstein atau yang biasa disebut dengan sapi belang, yang produksinya akan optimum di daerah subtropis yang lebih dingin. Di Indonesia, sentra peternakan sapi perah identik ada di daerah pegunungan yang berhawa sejuk saja.

“Sarihusada tidak hanya berfokus pada pengembangan kemampuan peternak dalam memproduksi susu, namun juga dalam hal pengelolaan kotoran ternak sapi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan yaitu biogas. Kotoran sapi difermentasi melalui reaksi kimia anaerob, untuk menghasilkan metana yang dimanfaatkan keluarga peternak sebagai sumber energi untuk kebutuhan domestik. Sepanjang tahun 2022-2023 telah dihasilkan sebanyak 100 unit biodigester yang dimanfaatkan keluarga peternak. Kami berharap berbagai program yang di peningkatan kapasitas dari berbagai aspek ini dapat membuat para peternak menjadi lebih mandiri, sehingga produktivitasnya juga dapat meningkat," terang Ratih.

Program yang juga bertujuan menciptakan dampak positif ke lingkungan, terutama dalam hal memitigasi perubahan iklim ini dikembangkan bersama Yayasan Rumah Energi (YRE) dan tengah diimplementasikan di tiga kabupaten di DIY dan Provinsi Jawa Tengah.

YRE merupakan organisasi nirlaba yang telah memiliki pengalaman belasan tahun dalam pengembangan sumber energi terbarukan di Indonesia, dan kini bersama Sarihusada turut memfasilitasi peternak dan koperasi untuk mengembangkan program biogas.

"Selain memberikan pelatihan, kami pun menawarkan berbagai skema pembiayaan dan pembangunan biogas bagi peternak dan koperasi susu lokal, baik melalui arisan maupun kredit biogas. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi risiko pencemaran tanah dan badan air, serta pelepasan gas metana ke atmosfer akibat tidak terkelolanya kotoran yang dihasilkan dalam konteks budidaya sapi perah; serta membantu peternak untuk mencapai kemandirian pangan dan energi,” imbuh Sumanda Tondang, Direktur Eksekutif YRE.

Melalui program pengembangan peternak dan koperasi susu lokal ini, terdapat 24 pengurus dari 3 koperasi yang telah difasilitasi dalam Training of Trainer dan 480 peternak yang dilatih dan didampingi untuk menerapkan praktek pertanian yang baik dan pengelolaan susu segar.

Daryono, salah satu Peternak Dampingan Sarihusada menerangkan, “Tantangan dalam melakukan ternak sapi sangatlah beragam, dari upaya untuk menjaga kesehatan ternak kami, menjaga produktivitasnya hingga pengelolaan kotoran yang ada. Sebagai seorang peternak, saya sangat merasakan manfaat yang diberikan dalam program pemberdayaan yang dilakukan. Menurut saya, program pemberdayaan yang difasilitasi Sarihusada banyak membantu saya untuk lebih produktif, baik dari sisi pengetahuan dan fasilitas untuk menghasilkan susu yang berkualitas untuk masyarakat Indonesia.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)