MIX.co.id - Unilever Indonesia dan SETARA Institute menggelar diskusi bertajuk "Merawat Toleransi: Bicara Equity, Diversity & Inclusion di Hari Lahir Pancasila”, pada hari ini (31/5), di Jakarta. Diikuti oleh lebih dari 700 milenial dan Gen-Z, diskusi tersebut dihadirkan sebagai upaya untuk mengajak anak muda untuk lebih toleran.
Melalui diskusi ini, Unilever juga mengupas rangkaian komitmennya untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif, termasuk berbagai inisiatif yang melibatkan generasi muda sebagai motor penggerak perubahan.
Pada kesempatan ini, Halili Hasan, Direktur Eksekutif SETARA Institute, memaparkan sejumlah data. Pertama, Global Gender Gap Report 2022 oleh World Economic Forum (WEF) menempatkan Indonesia di peringkat 7 dari 11 negara ASEAN dalam hal indeks kesenjangan gender. Selain itu, menurut data Komnas Perempuan, sepanjang tahun 2022 terdapat 4.371 kasus yang diadukan, dimana 79% di antaranya adalah kekerasan berbasis gender.
Kedua, menurut Laporan Kemitraan Australia-Indonesia (AIPJ), Indonesia mengalami persoalan serius berkaitan dengan kuatnya stigma seputar penyandang disabilitas, pendekatan berbasis karitas dan medis terhadap mereka, serta tidak adanya data yang akurat dan komprehensif tentang penyandang disabilitas di Indonesia. Hal ini menjadi hambatan besar karena menghalangi dilakukannya advokasi berbasis bukti, kajian kebutuhan, formulasi kebijakan, pemantauan kemajuan, dan evaluasi secara tepat.
Ketiga, dalam catatan SETARA Institute, sepanjang tahun 2022 terdapat 175 peristiwa dengan 333 tindakan pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Indonesia. Angka itu meningkat dibandingkan dengan temuan tahun lalu.
Ditambahkan Kristy Nelwan, Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia, “Menginjak tahun ke-90 beroperasi di Tanah Air, kami terus menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan menghormati keragaman di masyarakat Indonesia. Hal ini tertuang dalam komitmen ED&I Unilever Indonesia yang kami terapkan sendiri di lingkungan kerja, dan melalui kampanye dan program perusahaan ataupun brand-brand kami."
Lebih jauh ia menjelaskan, Unilever ingin turut berkontribusi pada berbagai upaya kolektif untuk mewujudkan budaya yang merangkul individu atau kelompok dengan latar belakang, kemampuan, serta perspektif yang berbeda atau kurang terwakili, agar kita dapat menegakkan Equity, Diversity & Inclusion (keadilan, keberagaman, dan inklusi) sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya merawat toleransi.
Untuk itu, ada tiga fokus komitmen ED&I Board Unilever Indonesia, yakni keadilan gender, keadilan untuk penyandang disabilitas, dan penghapusan diskriminasi dan stigma.
Berbagai kemajuan telah dicapai Unilever Indonesia selama 2022 (data terpisah di lembar fakta), dan menjadi pijakan untuk melahirkan berbagai inisiatif baru sembari menjalin kolaborasi lebih kuat dengan berbagai pihak yang memiliki misi sejalan untuk terus menghidupkan semangat toleransi di Indonesia. Salah satunya dengan merangkul generasi muda yang nyatanya semakin peka dan mendukung upaya-upaya ED&I.
Unilever Indonesia jug menggelar program “Every U Does Good Heroes” sejak 2021 untuk memberikan mentorship, micro grant, disertai pembinaan lanjutan pada sederetan sosok generasi muda agar mampu jadi sociopreneurs masa depan yang mampu menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk merawat toleransi. Salah satu pemenang “Every U Does Good Heroes 2022” adalah Tito Tri Kadafi, Co-founder & Director Bastra ID.
“Saya percaya, dengan membuat lebih banyak generasi muda mampu bernegosiasi dan berargumentasi secara asertif, maka dunia yang lebih toleran terhadap keberagaman akan berpotensi untuk tercipta. Bastra ID menggagas sejumlah program seperti Kartu Berembug: media permainan kartu yang mengajarkan negosiasi dan argumentasi lisan pada siswa SMP dan SMA, serta kelas ‘Remaja Belajar Menulis Konten’, berupa program inkubasi penulisan essai untuk belajar berargumentasi dan bernegosiasi secara tertulis. Kita tidak bisa memastikan sebuah kota menjadi toleran, tapi kita bisa mengusahakannya,” pungkas Tito.