MIX.co.id - Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) berkolaborasi dengan platform TeacherTalent, Karier.mu, dan Kampus Guru Cikal menggelat webinar "Ruang Belajar Bajik: Strategi Mengelola Kelas dan Manajemen Emosi bagi Guru dalam Kelas”.
Digelar secara daring pada pertengahan Juni ini (15/6), webinar kali ini menghadirkan pemateri Koordinator Program Unit Kampus Guru Cikal Neneng Nurbaeti. Webinar diikuti lebih dari 200 peserta tenaga pendidik yang berasal dari seluruh Indonesia dan Timor Leste.
Koordinator Program KGSB Riki M Iskandar menerangkan, webinar ini adalah untuk membekali guru dengan keterampilan dan strategi praktis dalam mengelola kelas serta mengendalikan emosi secara efektif demi terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dan produktif.
“Dengan mengembangkan kemampuan manajemen kelas dan emosi, guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan membangun hubungan yang lebih positif dengan siswa. Tak hanya memberikan dampak baik bagi kesejahteraan emosi guru, kami berharap guru mampu mempromosikan keterlibatan siswa yang lebih baik, meningkatkan hasil belajar dan menciptakan suasana kelas yang harmonis,” urainya.
Dalam webinar tersebut, para peserta mendapatkan materi mengenai pengenalan manajemen kelas yang meliputi definisi dan urgensi manajemen kelas yang efektif, serta dampak manajemen kelas terhadap proses belajar mengajar.
Selain itu, diajarkan juga strategi mengelola kelas, misalnya teknik praktis menjaga keteraturan dan disiplin dalam kelas, meningkatkan keterlibatan siswa, dan cara menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan suportif. Termasuk teknik mengendalikan dan mengelola emosi bagi guru di dalam kelas, strategi untuk guru dalam menghadapi situasi stres di dalam kelas, dan bagaimana membangun hubungan positif dengan siswa melalui komunikasi yang efektif dan empatik.
Neneng menegaskan bahwa pengelolaan kelas merupakan tanggung jawab seluruh warga kelas, bukan hanya guru namun juga murid. “Oleh karena itu, guru maupun murid perlu memiliki ketrampilan emosional demi menciptakan lingkungan belajar yang nyaman untuk semua pihak,” ujarnya.
Lebih jauh ia menekankan bahwa murid perlu difasilitasi untuk membuat kesepakatan kelas dan membiasakan komunikasi positif. Proses ini diharapkan akan mendorong kepemilikan murid terhadap kelas.
Sementara itu, untuk para peserta guru, Neneng memberi pembekalan berupa beberapa kompetensi sosial dan emosional yang harus ditanamkan kepada para para murid. Masing-masing adalah self awareness, self management, social awareness, relationship skills, dan responsible decision-making.
Dalam pengajaran mengenai self awareness, murid diajarkan untuk mengidentifikasi emosi dan perasaaan mereka, jujur melihat diri sendiri, serta mengenali kekuatan dan kelemahan diri serta bekerja menuju bertumbuh. Sementara dalam self management strategies, murid diajarkan bagaimana menetapkan tujuan, manajemen waktu, daftar periksa dan rubrik, serta skala penilaian dan kesepakatan bersama.
Untuk kompetensi social awarenes, murid bisa diajak untuk mengenal konsep kesadaran sosial secara sederhana yang merupakan kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan perspektif individu, kelompok, atau komunitas lain, dan menerapkan pemahaman tersebut dalam interaksi dengan mereka. Sedangkan kompetensi relationship skill, menekankan pada kemampuan dalam memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Terakhir, kompetensi responsible decision-making adalah model pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Untuk mendapatkan kompetensi ini, murid bisa diajarkan daftar periksa dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Daftar periksa ini terdiri dari identifikasi masalah, analisis situasi, cara mencari solusi, pertimbangan tanggung jawab etis, serta evaluasi dan perenungan.