MIX.co.id – Susu bubuk yang tidak terserap oleh konsumen dan pasar diolah menjadi pakan ternak, dibandingkan dilakukan dengan proses pembakaran.
Inisiatif tersebut tercuat dalam kolaborasi Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia, PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL), dan PT Ray Hikmah Jaya (RHJ) dalam upaya mengimplementasikan komitmen keberlanjutan (sustainability) dan tanggung jawab (responsibility) mengatasi limbah makanan dalam operasional bisnis.
Inisiatif ini diharapkan pula dapat mencegah limbah makanan dan mengurangi emisi karbon, yang menjadi salah satu fokus utama Hari Pangan Sedunia tahun ini.
“Di Danone SN Indonesia, keberlanjutan adalah inti dari semua yang kami lakukan. Salah satu aksi nyata kami di bidang keberlanjutan adalah melakukan aksi kolaboratif dengan sejumlah mitra bisnis kami untuk mengurangi dampak lingkungan,” ujar Lee Meng Thoong, CEO Danone SN Indonesia, usai penandatangan plakat kerja sama di Jakarta baru-baru ini (18/10).
Selain CEO Danone SN Indonesia, penandatanganan plakat dilakukan oleh Presiden Direktur APL Christophe Piganiol, dan Direktur RHJ Adi Susanto, yang merupakan pemangku kepentingan dalam menggerakkan program keberlanjutan ini.
Program ini menargetkan penggunaan kembali sebanyak 500 kg susu bubuk (termasuk kemasan) yang sudah tidak terpakai sebagai pakan ternak. Inisiatif ini diharapkan mampu mencegah 452 kg limbah makanan dan mengurangi emisi CO2 yang seharusnya dihasilkan apabila dilakukan proses pembakaran.
Laporan United Nations Environment Programme (UNEP) bertajuk Food Waste Index 2021 menyebutkan, Indonesia akan menjadi negara dengan produksi sampah makanan (food waste) terbanyak di Asia Tenggara dengan total 20,93 juta ton sampah makanan setiap tahun. Material food waste ini berasal dari berbagai sumber, baik dari sektor rumah tangga maupun sektor industri pangan.
Kemitraan antara Danone SN Indonesia, APL, dan RHJ ini menjadi contoh pendekatan yang bertanggung jawab serta inovatif terhadap pengelolaan limbah produk, sejalan dengan tanggung jawab lingkungan dan berkontribusi pada beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) seperti No.12 untuk Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, No. 13 untuk Aksi Iklim, serta no.17 yakni Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.
Terkait food waste, salah satu ambisi dalam Danone adalah untuk mengurangi limbah makanan sebesar 50% pada tahun 2030.
“Dengan bekerja sama dengan Danone SN Indonesia dan RHJ, kami tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga membangun dasar untuk kemitraan yang lebih kuat dan lebih berkelanjutan bagi ekosistem bisnis,” timpal Christophe Piganiol.
Limbah pangan dari susu bubuk ini memiliki nilai protein yang tinggi serta vitamin dan mineral, sehingga dengan pemanfaatan kembali susu bubuk yang tidak terserap oleh konsumen dan pasar ini bisa meningkatkan pertumbuhan hewan ternak yang mengonsumsinya dan lebih bermanfaat bagi masyarakat. ()