Massif Menggelar Program Literasi Keuangan, Prudential Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat di 2024

Saat ini, indeks inklusi keuangan di Indonesia sudah menunjukkan tren positif, yakni telah mencapai 76,19%. Sayangnya, indeks literasi keuangan masyarakat masih tercatat rendah, yakni hanya separuhnya atau 38,03%. Ini artinya, masyarakat Indonesia telah menggunakan produk keuangan, namun tidak diikuti dengan pemahaman memadai tentang pengelolaannya.

Mirisnya, indeks inklusi keuangan syariah, literasi asuransi, maupun literasi asuransi syariah tercatat lebih rendah lagi. Jika indeks literasi asuransi di Indonesia masih di angka 19,4%, maka indeks inklusi keuangan syariah hanya 8,9%. Bahkan, indeks literasi asuransi syariah masih di angka 3,99%.

“Padahal, potensi penduduk muslim di Indonesia tercatat tinggi dan pemerintah telah menargetkan Indonesia menjadi Hub ekonomi syariah di dunia,” ungkap Nini Sumohandoyo, Sharia, Government Relations and Community Investment Director PT Prudential Life Assurance, pada kesempatan Group Interview Eksklusif yang digelar secara virtual pada akhir November ini.

Berangkat dari fakta ini, PT Prudential Life Assurance berkomitmen untuk berperan serta dalam meningkatkan indeks literasi keuangan di Indonesia. Dikatakan Nini, “Ada empat fokus literasi keuangan yang dilakukan Prudential Indonesia, yakni perempuan, anak, ekonomi Syariah, dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).”

Dukungan Prudential diawali sejak 2009 melalui literasi keuangan yang menargetkan perempuan sebagai respons atas rendahnya literasi pada perempuan. Padahal, perempuan memegang peran penting untuk memberdayakan dirinya dan mewujudkan keuangan keluarga yang sehat.

Selanjutnya, Prudential memperluas program literasi keuangannya pada anak-anak melalui program Cha-Ching. “Kami percaya bahwa kecakapan keuangan harus dikenalkan sejak dini. Mengingat, di usia 7 hingga 12 tahun, anak mampu menyerap secara maksimal dan perilaku mereka dibentuk pada rentang usia itu,” ia menjelaskan.

Program Cha-Ching mulanya hadir melalui televisi dan YouTube. Selanjutnya, disinergikan ke modul pembelajaran sekolah dasar di berbagai kota selama enam tahun terakhir. Melalui program itu, Prudential mengajarkan empat konsep utama pengelolaan uang, yakni Peroleh (Earn), Tabung (Save), Belanjakan (Spend), dan Sumbangkan (Donate).

Program literasi keuangan Prudential kemudian berlanjut pada ekonomi syariah. Kali ini, lanjut Nini, Prudential berkolaborasi dengan Masyarakat Ekonomi Syariah, tepatnya sejak 2014. Paling anyar, tahun ini, Prudential memperluas program literasi keuangannya dengan menyasar segmen UMKM.

“Para pelaku UMKM ini menjadi penting, karena mereka adalah tulang punggung perekonomian nasional. Tak hanya edukasi finansial, para pengusaha juga difasilitasi dengan materi-materi pengelolaan bisnis, lengkap dengan kehadiran sosok pengusaha inspiratif berpengalaman agar para UMKM mampu berkembang dan memperkuat usaha di tengah pandemi Covid-19,” papar Nini.

Lantas, bagaimana hasilnya? Dijawab Nini, program literasi keuangan yang digelar Prudential berhasil menjangkau puluhan ribu masyarakat di Indonesia. Mereka pun telah mulai menyadari sekaligus memahami tentang pentingnya pengelolaan keuangan.

Pada program literasi keuangan yang menyasar segmen perempuan pada periode 2009-2020 misalnya, Prudential telah menjangkau 35.000 perempuan di 31 kota di Indonesia. “Target kami, pada 2022 mendatang, bisa menjangkau 50 ribu perempuan di Indonesia,” patok Nini.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)