Pengolahan sampah masih menjadi masalah utama bagi pemerintah kota (pemkot) Jawa Tengah. Saat ini, banyak wilayah di Jawa Tengah (Jateng) yang masih menggunakan metode penimbunan atau landfill, dimana lahan yang dibutuhkan sangat luas, proses pengurangan sampahnya lambat, dan berisiko menimbulkan pencemaran lingkungan. Demikian diungkapkan Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, pada diskusi online yang digelar hari ini (3/3).
Lebih jauh ia menegaskan, seiring kemajuan teknologi, pengelolaan sampah yang lebih baik dan mampu meminimalisir efek samping sampah, bahkan menghasilkan output yang bermanfaat secara ekonomi, sebenarnya sudah makin berkembang. Salah satunya adalah fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jeruk Legi, kabupaten Cilacap, yang sudah beroperasi dan akan terus ditingkatkan kapasitasnya.
Berangkat dari fenomena tersebut, PT Unilever Indonesia, Tbk. bersama dengan Kabupaten Cilacap dan PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk. (SBI) hari ini (3/3) mengukuhkan komitmen mereka untuk melanjutkan MoU yang telah disepakati, yaitu meningkatkan kapasitas pengumpulan dan pengelolaan sampah di fasilitas RDF Jeruk Legi.
“Saya senang sekali mendengar hal ini, terutama karena adanya pihak swasta yang turut serta mengambil bagian, khususnya kepada PT Unilever Indonesia, Tbk. yang sekarang ikut bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Cilacap untuk bisa mendorong olahan sampah di fasilitas RDF Jeruk Legi ini menjadi lebih maksimal,” kata Ganjar.
Diresmikan bulan Juli 2020 lalu, TPA Jeruk Legi adalah TPA pertama di Indonesia yang menghasilkan sumber energi terbarukan dengan teknologi RDF, yaitu teknologi yang mengolah sampah menjadi energi biomassa yang selanjutnya digunakan sebagai sumber energi terbarukan rendah emisi untuk mengggantikan batu bara pada proses pembakaran di pabrik industri semen dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Ditambahkan Nurdiana Darus, Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia, Tbk. “Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen kuat untuk membantu mengatasi permasalahan sampah, Unilever Indonesia turut mengurai permasalahan sampah mulai dari hulu ke hilir rantai bisnis kami melalui berbagai bentuk kolaborasi. Dengan semangat #MariBerbagiPeran Sayangi Bumi, hari ini kami mengukuhkan kerja sama dengan Pemerintah dan sesama pihak produsen, yaitu SBI, di dalam fasilitas RDF Jeruk Legi. Ini adalah langkah sinergis untuk bersama-sama berbagi peranan dalam mengatasi masalah sampah kemasan plastik di bagian hilir pengolahan sampah.”
Sejak November 2020 lalu, Unilever berkomitmen membantu pemerintah Cilacap untuk meningkatkan kapasitas sampah terolah menjadi RDF di fasilitas RDF Jeruk Legi dari semula sebanyak 120 ton/hari di tahun 2020 menjadi lebih dari 200 ton/hari dalam 5 tahun ke depan. “Melalui kontribusi yang diwujudkan dalam pengadaan armada pengangkutan sampah, kami akan membantu meningkatkan kapasitas sampah terolah di fasilitas RDF Jeruk Legi dari yang semula hanya melayani Kota Cilacap di tahun 2020, ke kecamatan lain di kabupaten Cilacap meliputi Kroya, Sidareja, dan Majenang,” imbuh Nurdiana.
Diakui Lilik Unggul Raharjo, Direktur Manufaktur PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk., “Kami memanfatkan bahan bakar alternatif dari sampah yang dihasilkan dari fasilitas pengolahan sampah atau RDF milik Pemerintah Kabupaten Cilacap sebagai langkah nyata PT Solusi Bangun Indonesia, Tbk. membantu untuk menjaga lingkungan agar tetap berkelanjutan serta menciptakan ekonomi sirkular.”
Kerja sama SBI dengan Unilever Indonesia, menurutnya, mencerminkan sinergi yang saling melengkapi. Unilever Indonesia berperan membantu pemerintah Cilacap dalam pengumpulan dan pengangkutan sampah terolah paska konsumsi sebagai bahan baku RDF, sementara SBI berperan dalam memproses sampah tersebut guna menghasilkan RDF berkualitas, yang kemudian diserap oleh sejumlah pabrik kami sebagai sumber energi ramah lingkungan.