MIX.co.id - Perjalanan menuju Desa Oemoro membutuhkan waktu tiga jam dari pusat Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sepanjang perjalanan, rombongan Doctor Warrior dipertontonkan dataran berkapur sekaligus bebatuan yang masih ditumbuhi pepohonan yang daunnya tengah meranggas. Begitu kendaraan yang ditumpangi rombongan Doctor Warrior mulai mendekat ke Desa Oemoro, sinyal perlahan menghilang.
Lelah selama tiga jam perjalanan terbayar begitu para Doctor Warrior disambut hangat oleh deretan bocah cilik berkulit hitam manis dengan rambut ikal. Mereka tampak bersemangat menari tarian selamat datang untuk menyambut para Doctor Warrior.
Ya, pertengahan November ini, Tim Doctor Warrior yang tergabung dalam Kejar Mimpi Warrior serta para penerima beasiswa CIMB Niaga tengah menjadi volunteer di Kupang, untuk berpartisipasi pada salah satu pilar program CSR (Corporate Social Respobility) CIMB Niaga, yakni Kesehatan dan Kesejahteraan masyarakat, yang notabene sejalan dengan poin ketiga SDGs (Sustainable Development Goals), Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
Dituturkan Ratri Lastiningrum, Community Development Specialist CIMB Niaga, salah satu fokus program CSR di Kupang adalah mengeliminasi malnutrisi atau stunting, edukasi kesehatan, pemberian makanan sehat di Desa Oemoro dan Desa Boti. Adapun pemberian makanan sehat, susu, dan vitamin diberikan selama tiga bulan, November 2023 hingga Januari 2024.
Langkah CIMB Niaga untuk fokus pada stunting pada salah satu inisiatif sosialnya cukup dimaklumi. Mengingat, data yang dirilis Pemerintah Kupang mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Kupang masih tercatat tinggi.
Stunting di Kota Kupang berada pada angka 21,5% pada operasi timbang bulan Agustus 2022. Sementara itu, untuk angka Stunting pada bulan Agustus 2021 berada pada 26,1%. Dengan demikian, selama satu tahun prevalensi stunting menurun sebesar 4,6%. Kendati demikian, angka itu masih jauh dari target penurunan angka stunting sebagaimana kesepakatan pada Raker Gubernur dan Bupati/Wali Kota di Labuan Bajo di mana target penurunan Stunting pada angka 10% di tahun 2023. Itu artinya, Kota Kupang masih deviasi minus 11,5 %. Oleh karena itu, pemkot Kupang berharap semua komponen, termasuk pihak swasta, diharapkan fokus pada upaya percepatan penurunan stunting, dimana angka stunting di Kota Kupang menjadi 10% di tahun 2023.
Pada kesempatan yang sama, drg. Annisa Sabhrina, salah seorang Doctor Warrior yang turut menjadi volunteer di Desa Oemoro, Kupang, menyampaikan terima kasih kepada CIMB Niaga yang telah mengajaknya dalam proyek CSR di Kupang.
"Hampir dua bulan lebih kami mempersiapkan project bersama rekan-rekan @kejarmimpi.id yang berlatar belakang tenaga kesehatan, seperti dokter gigi, dokter umum, perawat untuk mencari daerah di wilayah Timur Indonesia, dengan tingkat malnutrisi atau stunting yang cukup tinggi. Di tengah kesibukan masing-masing, akhirnya saya bersama Medical Warrior CIMB Niaga dan tim dari 1000 Guru (mitra CSR CIMB Niaga--red) melakukan aksi nyata mengurangi angka stunting berupa program berkelanjutan selama tiga bulan," kisah drg. Annisa.
Lebih jauh ia menjelaskan, selama menjadi volunteer di Kupang, Tim Doctor Warrior melakukan sejumlah kegiatan, seperti memberikan layanan kesehatan gigi siswa SD, eliminasi malnutrisi, penyuluhan cuci tangan dan isi piringku, pemeriksaan kesehatan untuk para ibu dan anak-anak usia PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) atau balita. Kegiatan dilakukan di tiga tempat, yakni SD Enoraen, SMP Negeri 2 Amarasi Timur Satap, dan balai desa.
Doctor Warrior lainnya, dr. Narumi Hayakawa, juga menyampaikan terima kasihnya kepada CIMB Niaga. "Gak ada sinyal, gak masalah. Karena, eliminasi masalah stunting bareng teman-teman @kejarmimimpi.id Medical warrior seseru itu. Menghidupkan kembali nurani yang hampir kering oleh kesibukan. Doain bisa balik ke sini (Kupang) lagi, ya," ucapnya.
Harapannya untuk kembali ke Kupang rupanya dipicu oleh kondisi stunting di sana. Diceritakan dr. Narumi, dari 25 balita yang terindikasi stunting, ada tiga balita yang kondisi stunting-nya parah. Oleh karena itu, penanganannya harus segera dilanjutkan di rumah sakit. Sayangnya, meski mereka memiliki BPJS, mereka kesulitan ekonomi untuk menuju rumah sakit di kota Kupang. Ini yang harus dicari solusinya. Kami dan teman-teman Doctor Warrior bersedia berpartisipasi kembali untuk melanjutkan program ini," pungkasnya.