Perangi Food Waste, Super Indo Luncurkan “Dapur Bergerak Mustikarasa”

MIX.co.id - Supermarket Super Indo resmi menggelar program “Dapur Bergerak Mustikarasa” yang akan dioperasikan oleh Foodbank of Indonesia (FOI). Resmi diluncurkan pada pertengahan April ini (17/4), Dapur Bergerak Mustikarasa diharapkan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dengan membuka akses pangan sehat dan mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan kedaulatan pangan.

Donny Ardianta Passa, Vice President Buying & Indirect Procurement Super Indo, menerangkan, selain memiliki fungsi dapur pangan berjalan, Dapur Bergerak Mustikarasa juga akan difungsikan sebagai kendaraan edukasi untuk mengajak ibu-ibu kembali memasak di rumah dan dapur bencana.

Selain itu, didukung mitra pemasok terpilih, Super Indo selama bulan Ramadhan dan Syawal 1444H ini juga menyalurkan ribuan paket makanan siap santap bagi masyarakat pra-sejahtera. “Program pemberian paket makanan yang bertajuk Senyuman Ramadan ini diharapkan bisa meringankan beban masyarakat kurang mampu selama masa festive, dimana semua harga bahan pangan meningkat,” lanjutnya.

Lebih jauh ia menerangkan bahwa bahan pangan sehat yang disediakan oleh Super Indo bersama mitra pemasok akan diolah melalui Dapur Pangan FOI (DPF) yang masuk ke dalam jaringan relawan FOI di 20 titik, mencakup Jawa dan Sumatera Selatan.

“Sejak tahun 2018, Super Indo telah menjalin kerja sama dengan FOI untuk mencegah kemubaziran pangan dan memanfaatkan bahan pangan yang tersedia untuk membantu ribuan warga prasejahtera. Dengan adanya Dapur Bergerak Mustikarasa ini, kami berharap FOI dapat meningkatkan pelayanan dan memanfaatkan food truck tersebut sebagai Dapur Pangan, Dapur Edukasi, dan Dapur Bencana,” harap Donny.

Ditambahkan Yuvlinda Susanta, GM Corporate Affairs & Sustainability Super Indo, “Dapur Bergerak Mustikarasa ini merupakan realisasi janji perusahaan untuk menjadi bagian masyarakat yang bermanfaat. Kami bersyukur Super Indo memiliki bisnis yang baik dan dalam menjalankan program-program sosial mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk pihak pemirintah, FOI, dan mitra pemasok. Dengan adanya Dapur Bergerak Mustikarasa ini, Super Indo berharap FOI dapat meningkatkan pelayanan dan memanfaatkan dapur tersebut semaksimal mungkin untuk membantu masyarakat prasejahtera dengan menyediakan makanan sehat.”

Pada kesempatan yang sama, Hendro Utomo, CEO Foodbank of Indonesia Network, menegaskan, "Kami berterima kasih kepada Super Indo atas kerja sama yang telah terjalin selama ini untuk menyelamatkan makanan agar tidak terbuang percuma. Dapur Bergerak Mustikarasa secara resmi beroperasi yang dapat membantu kami dalam mempercepat mengolah dan mendistribusikan makanan kepada masyarakat yang membutuhkan.”

Dapur Bergerak Mustikarasa menjadi sarana pendukung Kampanye Dapur Mustikarasa yang mengajak seluruh ibu untuk kembali memasak bagi anak-anak balita dan keluarganya, sebagai kegiatan yang menyenangkan dan mulia. “Kami memasak menggunakan bahan pangan yang tumbuh di sekitar dan menggunakan rempah sebagai pelezat rasa asli Indonesia. Gerakan yang dimotori para ibu ini dapat menekan angka stunting yang masih di angka 21,6% dan menolong 7 juta anak-anak Indonesia yang kurang gizi akibat pandemi kemarin untuk masa depan Indonesia agar bisa bersaing dengan negara-negara lain,” ia meyakini.

Sementara itu, Dr. Sarwo Edhy, S.P., M.M, Plt. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional, mengungkapkan, “Kami sangat mengapresiasi dan mendukung langkah yang dilakukan Super Indo untuk memerangi food waste melalui Dapur Bergerak Mustikarasa. Kegiatan ini merupakan wujud konkrit dari kolaborasi yang baik antara sektor perusahaan swasta dan organisasi kemasyarakatan. Semua pihak yang terlibat di sini memiliki semangat yang sama untuk mengurangi food waste di Indonesia.”

Menurutnya, gerakan mengurangi Food Lost and Waste (FLW) ini memiliki urgensitas tinggi, karena berkorelasi erat dengan penanganan rentan pangan dan gizi yang saat ini tengah didorong pemerintah. “Kami menyatakan sangat mendukung progam ini dimana dapat menjadi salah satu usaha dalam penanganan food waste yang menjadi isu serius di dunia melalui peningkatan tata kelola sistem pangan nasional. Semoga program ini dapat terus berlanjut,” harapnya.

Kajian Bappenas mencatat, FLW di Indonesia pada 2000-2019 berkisar 23 sampai 48 juta ton/tahun, setara dengan 115-184 kg/kapita/tahun. Artinya, setiap individu menyumbang lebih dari 1 kuintal sampah pangan per tahun, dan berdampak pada kerugian ekonomi kurang lebih sebesar Rp213 sampai 551 triliun per tahun. Di sisi lain, potensi FLW itu dapat disalurkan untuk memberi makan 61-125 juta orang atau 29-47 persen populasi penduduk Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)