MIX.co.id - Kampanye Bijak Garam yang merupakan bagian dari inisiatif berkelanjutan Ajinomoto Health Provider masih terus dijalankan hingga kini. Konsep Bijak Garam merupakan solusi dengan pengaplikasian yang cukup mudah, yaitu dengan mengurangi penggunaan garam dan menambahkan sedikit MSG dalam konsumsi menu harian, sehingga makanan tetap lezat walaupun penggunaan garam dikurangi.
Eurli Prameswari, Head of Sauce & Seasoning Department PT Ajinomoto Indonesia, menuturkan, Grup Ajinomoto Indonesia giat mengkampanyekan konsep Bijak Garam sebagai salah satu inisiatif Ajinomoto Health Provider, dan bentuk kontribusi perusahaan guna mendorong terciptanya pola hidup sehat di masyarakat.
“Kampanye Bijak Garam Ajinomoto ini merupakan salah satu wujud edukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam. Penerapan Bijak Garam dalam aktivitas memasak harian juga sangat mudah, cukup dengan mengurangi sebagian penggunaan garam dan menggantinya dengan menambahkan MSG," imbuhnya.
Memperingati Hari Jantung Sedunia, Ajinomoto bekerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia turut berkontribusi dengan mendukung offline event yang berisikan berbagai aktivitas yang mendorong terciptanya pola hidup sehat seperti kegiatan Senam Jantung Sehat (SJS) bersama, pemeriksaan kesehatan, yang disediakan oleh panitia penyelenggara, serta edukasi konsep Bijak Garam, photo booth, penjualan paket produk, dan beragam aktivitas seru lainnya di booth Ajinomoto Indonesia.
"Selain itu, Ajinomoto Indonesia juga melakukan inovasi produk yang menunjang masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Inovasi produk ini hadir melalui Brand Masako yang telah meluncurkan varian baru Masako Light dengan kandungan garam yang lebih sedikit,” urai Eurli.
Selain offline event bersama Yayasan Jantung Indonesia, di hari yang sama (29 September 2024) masih dalam Peringatan Hari Jantung Sedunia, Ajinomoto Indonesia melalui Brand aminoVITAL™ berpartisipasi dalam Garmin Run Indonesia 2024, dan mendorong komunitas di Indonesia dalam menerapkan gaya hidup sehat dengan aktif berolahraga yang diseimbangkan dengan recovery.
Masyarakat Indonesia dapat menemukan informasi lebih lengkap mengenai konsep Bijak Garam & inisiasi Health Provider Ajinomoto melalui (www.ajinomoto.co.id). Selain itu, Ajinomoto juga memiliki platform Dapur Umami (https://www.dapurumami.com/campaign/bijak-garam) yang berisi resep-resep masakan yang mengusung konsep Bijak Garam. Masyarakat dapat langsung mengaplikasikan resep-resep tersebut di rumah dengan mudah.
"Melalui kampanye Bijak Garam ini, Ajinomoto berharap dapat terus berkontribusi mendorong terciptanya gaya hidup di masyarakat," ucapnya.
Sementara itu, menurut spesialis gizi klinik dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, konsumsi garam yang berlebih dapat menjadi pemicu utama timbulnya hipertensi yang berujung pada meningkatnya faktor resiko penyakit jantung. Oleh karena itu, membatasi asupan garam dalam konsumsi pangan harian menjadi penting bagi masyarakat supaya terhindar dari faktor resiko serangan jantung.
“Berdasarkan data dari Kemenkes RI pada tahun 2023, di Indonesia angka kematian akibat penyakit jantung (kardiovaskular) masih sangat tinggi, mencapai sekitar 650.000 penduduk per tahun. Tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, seperti usia, genetik (riwayat keluarga), obesitas, dan penyakit metabolik (hipertensi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi). Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk bisa membatasi asupan gula, garam, lemak (GGL), sebagaimana juga direkomendasikan oleh Kemenkes RI. Nah, dari faktor-faktor yang saya sebutkan, tentu saja menerapkan gaya hidup sehat menjadi cara yang paling baik untuk terhindar dari faktor risiko serangan jantung,” ungkap dr. Yohan.
Memperingati Hari Jantung Sedunia yang jatuh di bulan September, dia pun mengajak seluruh masyarakat untuk konsisten menerapkan gaya hidup sehat dengan aktif berolahraga secara teratur, serta mengontrol asupan gula, garam, lemak (GGL).
"Cara-cara yang bisa dilakukan dalam keseharian adalah dengan lebih banyak konsumsi masakan rumahan dan membatasi makanan kemasan serta makanan cepat saji, karena dalam makanan kemasan terkadang luput kita sadari terkait hidden salt di dalamnya. Oleh karena itu, kita sebagai konsumen juga harus cermat dalam melihat label informasi nilai gizi di kemasan," pungkasnya.