MIX.co.id - Perusahaan bioteknologi Regene bersama organisasi nirlaba di bidang pendidikan Indonesia Mengajar menjalin kemitraan strategis dengan meluncurkan Regene Academy. Inisiatif itu bertujuan untuk mengenalkan edukasi genomik sejak dini kepada para siswa, meningkatkan pemahaman tentang DNA dan dunia genomik.
Kolaborasi ini juga sejalan dengan meningkatnya minat terhadap STEM di kalangan pelajar Indonesia. Dengan adanya program edukasi berbasis sains seperti Regene Academy, diharapkan semakin banyak generasi muda yang terinspirasi untuk mengeksplorasi dunia bioteknologi dan kesehatan presisi.
Sebagai bagian dari kemitraan itu, Indonesia Mengajar dan Regene Academy akan menghadirkan serangkaian program edukatif, salah satunya “Young Scientist” berupa kunjungan laboratorium untuk siswa prasekolah, kegiatan interaktif bagi siswa sekolah dasar hingga menengah, serta Olimpiade Genomik Indonesia—kompetisi nasional yang menguji pemahaman siswa tentang genetika dan bioteknologi.
“Melalui Regene Academy, kami ingin membuka wawasan para siswa, orang tua, dan guru mengenai pentingnya genomik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami DNA, generasi muda dapat lebih mengenal potensi dirinya dan mengembangkan ketertarikan terhadap ilmu pengetahuan yang berperan dalam kemajuan kesehatan dan teknologi,” ungkap Vichi Lestari, perwakilan dari Regene.
Indonesia Mengajar, yang telah berpengalaman dalam membangun ekosistem pendidikan di berbagai daerah terpencil, akan berperan dalam memperluas jangkauan program ini ke lebih banyak sekolah di Indonesia. “Kami percaya bahwa edukasi berkualitas harus dapat diakses oleh semua anak Indonesia. Kolaborasi dengan Regene memungkinkan kami menghadirkan ilmu genomik dengan cara yang menarik dan relevan bagi siswa dari berbagai latar belakang,” jelas Anindita, perwakilan dari Indonesia Mengajar.
Salah satu peserta Young Scientist menunjukkan antusiasme setelah mengikuti kegiatan kunjungan laboratorium dan percobaan sains sederhana di Regene Genomics. "Seru sekali bisa lihat langsung laboratorium DNA. Selama ini cuma bisa lihat baca buku," pungkasnya.