Sinegi KLHK dan Tetra Pak di Program "Dropbox"

Sinergi antara Tetra Pak Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) yang dilakukan pada Februari 2017 melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) "Dropbox", kembali diperluas cakupan wilayahnya. Program Dropbox khusus sampah kemasan minuman tersebut, pada hari ini (27/9), resmi memperluas cakupan wilayahnya ke DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung.

Sejatinya, program Dropbox merupakan upaya kedua instansi itu dalam menyediakan tempat sampah terpilah, khusus untuk kemasan karton minuman bekas. Melalui program tersebut, konsumen diedukasi untuk memilah sekaligus mengelola kemasan bekas untuk dapat didaur ulang menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Objektif lainnya dari program Dropbox adalah berkurangnya timbunan sampah di Indonesia.

Dijelaskan R. Sudirman, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, tahun ini jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai 65,2 juta ton. Sedangkan tahun 2016 lalu, sampah nasional mencapai 64,5 juta ton. Itu artinya, jumlah timbunan sampah terus bertumbuh tiap tahunnya. Oleh karena itu, masalah sampah menjadi tanggung jawab bersama.

"Tetra Pak sebagai produsen kemasan, hanya memiliki sumbangsih sampah 0,1% terhadap total timbunan sampah nasional atau setara dengan 63 ribu ton. Meski tak begitu besar, kami sangat mengapresiasi Tetra Pak karena memiliki tanggung jawab sosial perusahaan lewat program Drop Box. Kami berharap sinergi melalui program Dropbox dapat mengurangi jumlah timbunan sampah nasional," ungkap Sudirman, yang menyebutkan bahwa pemerintah telah menargetkan Bersih Sampah pada tahun 2020 mendatang.

Ditambahkan Reza Andreanto, program pembinaan kesadaran sampah terpilah bagi masyarakat luas melalui program Dropbox dimulai dengan proyek percontohan (pilot project) di lima titik jaringan Hypermart Bali. "Pengelolaan dan pengumpulan kemasan karton minuman bekasnya telah menjadi jadwal rutin pengambilannya oleh mitra strategis kami ecoBali Recycling. Dengan kesuksesan Dropbox di Bali, pada semester kedua tahun ini kami berinisiatf untuk memperluas cakupan wilayahnya," ucapnya.

Kegiatan nyata dalam pengelolaan sampah kemasan karton minuman tersebut, diakui Reza, telah menjadi bagian dari program lingkungan Tetra Pak lndonesia selama kurang lebih 10 tahun terakhir. "Untuk program Dropbox ini, sebenarnya telah bermula sejak tahun 2013 lalu bersama jaringan peritel Hypermart dan merambah ke Wilayah Bali pada tahun 2015 bersama dengan Foodmart dan Primo," terangnya.

Diyakini Reza, program tersebut dapat berjalan secara efektif dan berkelanjutan karena adanya kemitraan strategis dengan pihak lain. Antara lain, Eco Bali Recycling. Yapsi. Armada Kemasan Nusantara, dan Waste 4 Change. Termasuk, mitra retailer yang selama ini telah mendukung program Dropbox, di antaranya Hypermart, Foodmart, Primo. Giant, Yogya, Lotte Mart, dan AEON. "Harapan kami, retailer lain, pelaku usaha, serta pengelola gedung dan tempat umum, dapat menyambut baik dan bekerja sama melalui kegiatan ini," harapnya.

Dipilihnya retailer sebagai tempat Dropbox, karena retailer atau pusat belanja menjadi destinasi keluarga pada saat akhir pekan. Tingginya tingkat kunjungan ke pusat belanja juga menjadi lokasi yang strategis untuk mengedukasi sampah. "Bahkan, saat ini, sudah ada beberapa sekolah yang sudah ditempatkan Dropbox," tutup Reza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)