MIX.co.id – The Asia Foundation (TAF) berkolaborasi dengan DBS Foundation meresmikan program SHE CAN ‘Akselerasi Inklusi Keuangan bagi Perempuan Rentan di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).’
Program SHE CAN menargetkan pemberdayaan bagi 80.000 perempuan rentan selama periode 2024-2027 melalui rangkaian pelatihan, pendampingan, dan literasi keuangan yang terintegrasi.
Program ini merupakan bagian dari dukungan DBS Foundation yang mengalokasikan dana lebih dari Rp100 miliar untuk tiga tahun ke depan guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat rentan di Indonesia, termasuk perempuan.
Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan akselerasi inklusi finansial dengan memperluas akses perempuan terhadap pendidikan, pelatihan, dan peluang ekonomi,” ujarnya di acara peluncuran SHE CAN di Pontianak, Kalbar, Selasa (15/4).
“Program SHE CAN sejalan dengan misi The Asia Foundation dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan mendorong kepemimpinan kaum perempuan,” timpal Hana Satriyo, Country Representative The Asia Foundation Indonesia.
Kajian program SHE CAN mengungkap bahwa tingkat inklusi di kalangan perempuan rentan dan berpenghasilan rendah di Kalbar masih jauh lebih rendah daripada hasil SNLIK OJK, dengan hanya 67% perempuan memiliki rekening bank, 38% mengakses pinjaman (CU/Pegadaian/bank), dan 24% menggunakan e-wallet untuk bertransaksi digital.
Hal ini menunjukkan bahwa masih ada ketimpangan pada capaian inklusi keuangan pada masyarakat secara umum, dengan realitas di tataran akar rumput, khususnya pada kalangan perempuan rentan.
Sementara studi kualitatif TAF pada Januari - Maret 2025 di tujuh kabupaten/kota menyebutkan bahwa perempuan dari kelompok rentan menghadapi hambatan struktural dan kultural dalam mengakses layanan keuangan, termasuk keterbatasan literasi keuangan.
Temuan lain studi menyebutkan, sebagian besar perempuan dari kelompok rentan terpaksa menjalankan usaha informal karena kesulitan memenuhi persyaratan lembaga keuangan formal. Hal ini pada akhirnya membatasi peluang ekonomi mereka, dan memperkuat ketergantungan dalam rumah tangga dan komunitas.
Kebiasaan menabung perempuan di Kalbar sangat tinggi walau tidak pernah ada yang mencatat keuangan rumah tangga. Saat diwawancarai, mereka ingin menjadi lebih mandiri, tidak selalu bergantung pada ekonomi keluarga.
Hasil studi ini menjadi dasar untuk mendesain program...