Evaluating PR Effectiveness - Indikator Keberhasilan CSR

Audit komunikasi CSR dilakukan melalui sebuah survey terhadap stakeholder untuk mengetahui (1) pengetahuan mereka tentang inisiatif CSR, (2) bagaimana mereka mengetahui inisiatif CSR (saluran komunikasi), dan (3) saluran yang mereka sukai untuk mendapatkan informasi CSR.

Audit komunikasi dapat dijalankan bersama dengan survei yang menilai tentang reaksi terhadap inisiatif CSR. Data Audit akan membantu meningkatkan komunikasi CSR di masa mendatang.

Pada tahap ini, manajer dapat membangun kekuatan dan melihat ke depan dengan memperbaiki kelemahan masa lalu guna diaplikasikan pada inisiatif CSR berikutnya. Sebagai contoh, media sosial mungkin sangat efektif menjangkau para stakeholder, tetapi gagal memberikan informasi yang mereka inginkan.

Dari informasi ini, manajer dapat memperbaiki kelemahan dari penggunaan media sosial. Atau stakeholder mungkin lebih suka mendapatkan informasi CSR dari media yang tidak terkontrol dibandingkan dengan media dikontrol.

Selama proses evaluasi ini, umpan balik dari stakeholder sangat berguna karena dapat memberikan wawasan untuk menyempurnakan inisiatif dan proses CSR secara keseluruhan. Pada tahap ini, perusahaan mengumpulkan informasi tentang reaksi stakeholder atas inisiatif CSR, proses CSR, dan efektivitas komunikasi CSR.

Umpan balik stakeholder diperoleh melalui proses pemindaian dan pemantauan. Langkah ini akan berguna untuk mengetahui apakah para pemangku kepentingan merasa inisiatif CSR memadai dan efektif, selain untuk mengetahui gambaran lebih dalam tentang apa yang harus dilakukan perusahaan berikutnya.

Sebab seperti diketahui, CSR pada dasarnya merupakan program berkesinambungan. Karena itu langkah-langkah inisiatif CSR berikutnya mungkin memerlukan perubahan proses untuk meningkatkan persepsi keadilan di kalangan stakeholder. Selama proses pengumpulan imbal balik tersebut, informasi tentang dampak negatif potensial dari inisiatif CSR harus dipertimbangkan.

Masalah serius bisa muncul bila perusahaan mengabaikan suara-suara negatif tentang inisiatif CSR dan perusahaan. Dalam konteks ini diperlukan penanganan yang lebih hatihati karena bisa menimbulkan kemarahan stakeholder. Di sisi lain, kemarahan bisa mengakibatkan kegagalan program.

Itulah sebabnya, akan sangat membantu bila perusahaan menyedakan ruang bagi stakeholder untuk bersuara dan perusahaan segera meresponnya. Ini karena stakeholder ingin memastikan pandangan mereka tentang inisiatif CSR didengar dan diperhitungkan manajemen.

Faktor penting untuk dipertimbangkan ketika melakukan evaluasi adalah transparansi perusahaan, tata kelola perusahaan, kode etik, pengungkapan sosial perusahaan, dampak sosial, hubungan masyarakat, kualitas produk, dan pelayanan (Szablowski 2006, 49). Thomas Haynes (1999) lebih lanjut menyarankan semua perusahaan mengukur empat bidang penting tanggung jawab sosial perusahaan: 1) fungsi ekonomi, 2) kualitas hidup, 3) investasi sosial, dan 4) pemecahan masalah.

Namun, Harold D. Lasswell menyebut empat hal tersebut tidak lengkap karena tidak memperhitungkan evaluasi perusahaan atas investasi tanggung jawab sosial dan apakah kebijakan tersevut sesuai dengan hasil penilaian.

Seperti diketahui, tujuan tanggung jawab sosial perusahaan harus spesifik dan jelas agar evaluasi diterapkan bisa efektif untuk meningkatkan program-program CSR dan investasi atau untuk mengusulkan program alternatif. Ini berarti bahwa tak ada indicator baku tentang apa yang harus dievaluasi.

Disini yang penting adalah perusahaan dan stakeholder duduk bersama untuk menentukan apa yang ingin dicapai dari program CSR dan bagaimana mengukur pencapaianya.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)